- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 20 Mei 2025 | 19:21 WIB
: Ngopi Bareng Bupati Wahono tentang Penanganan Banjir. - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 17 April 2025 | 17:38 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 140
Surabaya, InfoPublik – At the Regent's Official Residence on Jl. Mas Tumapel, Bojonegoro Regent, Setyo Wahono held a strategic discussion on flood management in the Ngobrol Bareng Pak Bupati (NGOPI) forum with OPD leaders, sub-district heads, and other related elements, in order to finalize a more integrated, sustainable, and collaborative cross-sector flood control action plan.
Regent Setyo Wahono said that Bojonegoro Regency still has many challenges to face. One of them is the problem of flooding, namely the overflow of the Bengawan Solo and flash floods.
"Areas that are often affected include Gondang, Dander, and parts of Kanor and Baureno Districts. Environmental conditions, such as forest damage, are said to be the main cause of flash floods in Gondang and Dander. This does need a solution. I ask PU SDA to conduct a study and planning to carry out diversion and build reservoirs," he said as stated in a written release by the Bojonegoro Regency Government, Thursday (17/4/2025)
Untuk banjir yang kerap melanda Kecamatan Baureno, Bupati Setyo Wahono menjelaskan bahwa luapan Sungai Semar Mendem menjadi penyebab utamanya. Sedangkan banjir di pusat kota Bojonegoro terjadi di ruas-ruas jalan strategis seperti Jalan Pattimura dan Jalan Panglima Sudirman akibat tingginya curah hujan.
Menurut Bupati, penanganan banjir tak cukup dilakukan oleh Dinas PU SDA dan Dinas PKP Cipta Karya saja. Namun organisasi peranngkat daerah (OPD) lain seperti BPBD yang harus tanggap untuk melakukan mitigasi bencana banjir dan berkomunikasi dengan pihak eksternal seperti TNI dan Polri. Ia berharap, perencanaan tata kelola bozem dan bedah kota dapat dilakukan secara konkret dan komprehensif, dengan melibatkan semua pihak.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Bojonegoro, Djoko Lukito menyoroti pentingnya studi kelayakan dalam menentukan langkah strategis. Dengan dilakukannya studi kelayakan yang matang akan terlihat apakah melalui sodetan atau mungkin ada strategi lain, termasuk bagaimana nanti dalam rangka penanganan banjir, reboisasi juga perlu dilakukan.
Desa Kunci Kecamatan Dander disebut sebagai wilayah langganan banjir bandang. Untuk itu, pembangunan embung menjadi prioritas di wilayah ini. Adapun di Kecamatan Baureno, Djoko menyampaikan adanya kolaborasi dengan BBWS dalam bentuk pengerukan Sungai Semar Mendem yang dijadwalkan pada tahun 2025, bekerja sama dengan PU SDA.
Pemkab Bojonegoro juga merancang sejumlah aksi konkret untuk penanganan banjir dalam kota, seperti pembongkaran trotoar, pembangunan sumur resapan, dan bozem sebagai waduk buatan untuk resapan air hujan. (MC Prov Jatim /hjr-yan/eyv)