- Oleh MC KAB DONGGALA
- Rabu, 21 Mei 2025 | 07:49 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Sabtu, 19 April 2025 | 03:52 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 216
Agam, InfoPublik – Permasalahan terkait harga dan ketersediaan pupuk bersubsidi masih menjadi sorotan utama di Kabupaten Agam. Hal ini menjadi keluhan berulang dari para petani yang merasa kesulitan dalam meningkatkan produktivitas pertanian mereka.
Bupati Agam, Benni Warlis, mengatakan telah menerima laporan yang mengecewakan terkait praktik penjualan pupuk bersubsidi oleh sejumlah pengecer yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Para pengecer berdalih dengan berbagai alasan, termasuk biaya distribusi.
"Padahal aturannya sudah jelas. Pupuk bersubsidi harus dijual sesuai HET. Biaya transportasi sudah ditanggung dan harga tersebut tetap memberikan margin keuntungan bagi distributor dan pengecer," ujar Benni saat menggelar pertemuan khusus bersama pihak Pupuk Indonesia, distributor, pengecer, penyuluh pertanian, serta pemangku kepentingan lainnya, di Aula Kantor Bupati Agam pada Senin (14/4/2025).
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Jika ditemukan distributor atau pengecer yang masih menjual pupuk bersubsidi di atas HET, maka akan dilakukan penindakan tegas bersama Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3).
"Petani selama ini sudah cukup menderita. Jangan kita tambah beban mereka. Pemerintah harus berpihak pada petani," tegasnya.
Bupati juga meminta semua pihak terkait untuk mematuhi ketentuan yang berlaku. Ia menekankan bahwa hasil rapat bersama ini adalah kesepakatan final: tidak ada alasan lagi menjual pupuk di atas HET.
"Ini adalah hak petani. Mereka berhak mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga yang telah ditentukan. Kita harus menjamin itu," katanya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya penertiban distribusi pupuk bersubsidi guna mendukung terwujudnya swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam program nasional Asta Cita Presiden Prabowo, serta program daerah "Sawah Pokok Murah" (SPM) dari Pemerintah Kabupaten Agam.
"Jika petani memperoleh pupuk dengan harga terjangkau, maka biaya produksi mereka akan berkurang. Harapannya, mereka akan mendapatkan keuntungan lebih besar dari hasil pertanian," pungkasnya.
(MC Agam/Andri)