- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 19 Maret 2025 | 09:58 WIB
: Wakil Direktur Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, Nusdianto Triaksono, menegaskan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur bisa dikendalikan dengan langkah utama yang bergantung pada kesadaran peternak dan vaksinasi rutin. - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Senin, 17 Februari 2025 | 18:17 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 84
Surabaya, InfoPublik- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Jawa Timur disebut bisa dikendalikan dengan langkah utama yang bergantung pada kesadaran peternak dan vaksinasi rutin.
Wakil Direktur Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, Nusdianto Triaksono, menegaskan permasalahan utama bukan hanya soal virus, tetapi juga pola pikir peternak dalam merawat ternaknya.
"Sebenarnya, permasalahan utama adalah mindset dari peternak itu sendiri. Sapi-sapi mereka harus secara rutin divaksin dan juga dirawat dengan baik," ujar Nusdianto, Senin (17/2/2025).
Ia menambahkan bahwa tanpa perawatan yang baik, peternak justru akan merugi karena terpaksa menjual ternak dengan harga murah. "Akhirnya para peternak rugi, padahal daging sapi masih bisa dikonsumsi, hanya organ dalam dan tulangnya saja yang tidak boleh," jelasnya.
Pemerintah telah menyalurkan vaksin PMK secara bertahap ke berbagai daerah. Nusdianto menyebutkan bahwa tim dokter hewan di setiap wilayah turut berperan aktif dalam upaya vaksinasi. "Saat ini vaksin telah didistribusikan, dan para dokter hewan di daerah-daerah terus membantu proses vaksinasi," paparnya.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa virus PMK tidak bisa hilang dalam waktu singkat. "Untuk benar-benar menghilangkan virus PMK ini, dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun dengan vaksinasi yang rutin, baik untuk ternak yang sehat maupun yang terinfeksi,"imbuhnya.
Sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi juga menjadi perhatian utama. Nusdianto menegaskan bahwa vaksin tidak membuat hewan sakit, melainkan justru melindungi dari PMK. "Justru yang membuat sakit adalah hewan yang belum divaksin. Masyarakat harus memahami hal ini karena sangat penting untuk keberlanjutan peternakan,"imbuhnya.
Edukasi yang tepat dan kepatuhan peternak dalam merawat serta memvaksinasi ternak mereka, diharapkan wabah PMK dapat dikendalikan dan tidak lagi merugikan peternak di Jawa Timur. (MC Prov Jatim /hjr-mad/eyv)