- Oleh MC KOTA SINGKAWANG
- Sabtu, 15 Maret 2025 | 04:40 WIB
: Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mengikuti rapat koordinasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa kondisi inflasi di Kalimantan Selatan pada pekan kedua Februari 2025 tercatat cukup stabil dan terjaga di bawah angka inflasi nasional. -Foto: Mc.Kalsel
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Senin, 17 Februari 2025 | 15:03 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 101
Banjarbaru, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID Kalsel), terus memantau perkembangan inflasi daerah dengan mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi nasional yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian, secara virtual. Rapat tersebut berlangsung di ruang rapat Sekda Kalsel, Banjarbaru.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan, mengungkapkan rasa syukurnya setelah mengikuti rapat koordinasi tersebut. Ia menyebutkan bahwa kondisi inflasi di Kalimantan Selatan pada pekan kedua Februari 2025 tercatat cukup stabil dan terjaga di bawah angka inflasi nasional.
"Alhamdulillah, inflasi di Kalsel sampai saat ini cukup stabil, dan angkanya lebih rendah dibandingkan inflasi nasional, yang tercatat 0,76 persen (yoy) dan -0,67 persen (mtm)," ujar Sulkan.
Ia menjelaskan inflasi Kalsel tercatat sebesar 0,65 persen (yoy) dan -0,76 persen (mtm), yang menunjukkan angka yang baik karena berada di bawah rata-rata inflasi nasional.
Sulkan juga mengungkapkan bahwa Indeks Perkembangan Harga (IPH) di kabupaten/kota di Kalsel menunjukkan variasi, dengan inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Tanah Bumbu sebesar 0,82 persen, sedangkan yang terendah di Kabupaten Banjar dengan angka -1,43 persen.
"Beberapa bahan pokok yang mempengaruhi angka inflasi di Kalsel antara lain daging sapi, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah," jelasnya.
Selain itu, Sulkan menyebutkan adanya permasalahan terkait harga minyak goreng yang masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter, dengan rata-rata harga eceran yang lebih tinggi dari HET tersebut. Kenaikan harga minyak goreng tercatat sekitar 0,45 persen.(MC Kalsel/Fuz/Eyv)