- Oleh Wahyu Sudoyo
- Sabtu, 15 Maret 2025 | 07:45 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Rabu, 12 Februari 2025 | 07:14 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 163
Pontianak, InfoPublik – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Windy Prihastari Harisson, mengatakan Saprahan Khatulistiwa 2025 menjadi ajang untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi keuangan inklusif, keuangan digital, dan perlindungan konsumen.
Tujuannya, kegiatan ini melahirkan kader-kader inspiratif yang dapat menghadapi tantangan ekonomi modern dengan pemahaman yang lebih baik.
“Literasi keuangan adalah fondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera secara finansial. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan, individu dapat membuat keputusan keuangan yang lebih cerdas dan bijaksana,” kata Windy di Saprahan Khatulistiwa 2025, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat pada Minggu (9/2/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa inklusi keuangan sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan meningkatnya inklusi keuangan, masyarakat dapat lebih mudah mengakses berbagai produk keuangan formal yang dapat membantu mereka dalam mengelola keuangan sehari-hari.
Selain itu, keuangan digital juga menjadi solusi dalam mempermudah transaksi keuangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, pemanfaatan teknologi keuangan ini harus diimbangi dengan kesadaran akan risiko digital, seperti penipuan keuangan dan praktik investasi ilegal.
“Terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keuangan, agar mereka lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Windy juga menyoroti dampak negatif dari maraknya judi online. Ia menegaskan bahwa judi online bukanlah bentuk keberuntungan, melainkan jebakan finansial yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang.
Pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk memutus rantai judi online, termasuk menutup situs-situs ilegal dan memblokir rekening terkait aktivitas perjudian. Namun, langkah ini masih belum cukup tanpa adanya kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
Salah satu strategi utama dalam memerangi judi online adalah dengan meningkatkan literasi digital. Dengan memahami bahaya dan dampak negatif dari judi online, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan menghindari praktik perjudian.
Windy mengingatkan bahwa judi online dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, menciptakan ketergantungan yang merusak, dan berdampak negatif terhadap stabilitas ekonomi keluarga serta kesejahteraan masyarakat secara luas.
Windy juga menekankan peran generasi muda, khususnya Generasi Z, dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
“Generasi muda akan menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia pada tahun 2045, ketika negara ini memasuki era Indonesia Emas. Oleh karena itu, mereka harus memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan agar dapat mencapai kebebasan finansial dan menciptakan standar hidup yang lebih tinggi,:” imbuhnya.
Menurutnya, pemerintah telah mencanangkan berbagai program untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk edukasi literasi keuangan bagi pelajar dan mahasiswa. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan, generasi muda dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dalam mengatur keuangan pribadi mereka.
Windy berharap bahwa ke depan, semakin banyak anak muda yang memahami pentingnya investasi, tabungan, serta manajemen keuangan yang sehat, agar mereka dapat menciptakan masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.
Windy juga menyoroti bagaimana literasi digital memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan ekonomi digital, termasuk penipuan keuangan dan judi online.
Ia mengajak masyarakat untuk aktif melakukan edukasi keuangan di lingkungan sekitar, serta lebih bijak dalam menggunakan teknologi, terutama dalam transaksi keuangan digital.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa banyak orang terjebak dalam praktik keuangan yang tidak sehat, seperti investasi bodong dan skema ponzi, karena kurangnya pemahaman tentang cara kerja keuangan digital. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran akan risiko finansial dan cara menghindarinya menjadi hal yang sangat penting.
Windy juga menekankan bahwa kampanye edukasi harus dilakukan secara terus-menerus, baik oleh pemerintah, lembaga keuangan, maupun komunitas, agar masyarakat semakin memahami risiko dan manfaat dari perkembangan ekonomi digital.
“Seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun generasi yang cerdas, mandiri, dan sejahtera, melalui peningkatan literasi keuangan dan digital,” pungkasnya.
.(rfa/ica)