- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Selasa, 18 Maret 2025 | 17:53 WIB
: International Floorball Federation
Oleh MC KAB LUMAJANG, Sabtu, 8 Februari 2025 | 19:27 WIB - Redaktur: Elvira - 4K
Lumajang, InfoPublik – Yongky Dwi Adi Priyanto akhirnya menyelesaikan studi masternya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) setelah enam tahun. Bukan perjalanan yang mulus, apalagi sejak SMA ia sudah dikenal sebagai siswa yang kerap "bandel" dan harus mengulang tahun ajaran.
Namun, siapa sangka pemuda yang dulu kerap dianggap ‘nakal’ ini justru berhasil menorehkan prestasi di dunia olahraga hingga ke level internasional?
Masa Lalu yang Unik
Lahir dan tumbuh di Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Yongky bukanlah siswa teladan di sekolah. Semasa SMA, ia lebih dikenal sebagai siswa yang gemar susah diatur di sekolah.
“Dulu pernah enggak naik kelas karena kebanyakan protes. Ada guru yang pilih kasih, jadi bosan dan sering tidur di kelas,” kenangnya.
Tidak hanya itu, ia juga kerap bolos sekolah untuk bermain band di studio. Akibatnya, cap ‘anak nakal’ melekat pada dirinya.
“Mungkin gambaran untuk saya saat itu seperti bukunya Sujiwo Tejo, ngawur karena benar,” katanya sambil tertawa.
Namun, meskipun kerap berkonflik di lingkungan sekolah, jiwa kompetitifnya tetap menyala, terutama dalam bidang olahraga.
Jatuh Bangun di Dunia Olahraga
Sejak kecil, Yongky tak pernah bercita-cita menjadi atlet atau wasit internasional. Ia lebih suka berkhayal pergi ke Italia, negara yang selalu menarik hatinya sejak SD.
“Saya nulis cita-cita di sekolah ingin pergi ke Roma, Milan, dan Venesia. Guru saya langsung melongo,” ceritanya.
Setelah tamat kuliah S1 di FIK Universitas Negeri Surabaya, Yongky menekuni profesi sebagai guru olahraga di Bali sejak 2008. Selang lima tahun kemudian, mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 Pendidikan Jasmani di Universitas Negeri Jakarta.
Menemukan Passion di floorball
Di antara berbagai cabang olahraga yang pernah ia geluti, floorball menjadi titik balik dalam hidupnya. Olahraga yang mirip dengan hoki ini pertama kali ia kenal pada 2012 saat mengikuti Kejurnas di Jakarta. Dari sanalah ia mulai tertarik mendalami floorball, hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi wasit.
“Waktu itu belum ada wasit internasional dari Indonesia. Saya pikir, kenapa enggak coba ambil jalur ini?” ujarnya.
Keputusan itu pun membawanya ke berbagai kejuaraan bergengsi. Sejak 2015, ia mulai memimpin liga di Singapura, dan dalam empat tahun berikutnya, hampir setiap bulan ia bertugas di berbagai pertandingan internasional.
Menggapai Dunia dengan Peluit
Keseriusannya di dunia perwasitan akhirnya membuahkan hasil. Yongky berpartner dengan Fajar Hidayat. Pada 2017, ia bersama rekannya dipercaya menjadi wasit di AOFC Cup, turnamen antar negara di kawasan Asia-Oseania.
“Itu pengalaman pertama saya dan rekan saya (Fajar) memimpin final turnamen besar antar negara,” katanya bangga.
Tak berhenti di situ, ia terus melangkah lebih jauh. Pada 2018, ia menjadi wasit dalam ajang Men’s World floorball Qualification AOFC di Korea, disusul Women’s World floorball Qualification AOFC di Bangkok pada 2019.
“Rasanya luar biasa bisa berdiri di lapangan internasional dengan membawa nama Indonesia,” tuturnya.
Pengalaman Memimpin Pertandingan Internasional
Sejak terjun ke dunia perwasitan, Yongky bersama partnernya telah dipercaya menjadi wasit di berbagai kompetisi bergengsi, di antaranya:
Tantangan Perwasitan di Indonesia
Meski telah mencapai level internasional, Yongky melihat masih ada hal yang perlu diperbaiki dalam dunia floorball di Indonesia, terutama dalam penghargaan terhadap profesi wasit.
“Di sini, pemerintah masih belum memberikan perhatian yang cukup serius terhadap dunia perwasitan floorball. Yang sering dapat penghargaan hanya atlet dan ofisial, sementara wasit sering terlupakan,” keluhnya.
Namun, ia tak patah semangat. Ia terus berusaha meningkatkan kualitas diri dan berharap suatu hari nanti wasit di Indonesia mendapat apresiasi yang lebih baik.
Pesan untuk Generasi Muda
Melihat perjalanannya yang penuh lika-liku, Yongky berharap kisahnya bisa menginspirasi anak muda yang tengah berjuang menemukan jalannya.
“Jangan takut gagal. Setiap kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan. Yang paling penting, tetap percaya pada diri sendiri,” pesannya.
Dari seorang siswa yang pernah tidak naik kelas hingga menjadi wasit internasional, Yongky telah membuktikan bahwa masa lalu bukanlah penentu masa depan. Dengan semangat dan tekad yang kuat, siapa pun bisa mencapai impiannya, bahkan hingga ke panggung dunia. (MC Kab. Lumajang/An-m)