- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Jumat, 21 Maret 2025 | 23:08 WIB
: Maya Noviza seorang pengrajin binaan Dekranasda Kota Pontianak dengan hasil karyanya | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Jumat, 7 Februari 2025 | 14:41 WIB - Redaktur: Untung S - 157
Jakarta, InfoPublik – Di sudut Kota Pontianak, tepatnya di Jalan Wonoyoso Komplek Citra Maulana Nomor 8C, terdapat sebuah workshop yang memancarkan pesona seni kerajinan tangan. Di sinilah Maya Noviza, seorang pengrajin binaan Dekranasda Kota Pontianak, mengolah hobinya menjadi sebuah usaha kriya bernama Kegia Art Gallery.
Dengan tangan terampilnya, Maya menciptakan berbagai aksesoris fashion yang memikat, mulai dari kalung etnik, gelang, cincin, hingga bros. Kriya-kriya karya Maya juga mewarnai stand Pontianak di Paviliun Kalbar pada INACRAFT 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 5-9 Februari 2025.
Perjalanan bisnis Maya dimulai dari kecintaannya terhadap seni kerajinan tangan, khususnya yang melibatkan bahan-bahan alami. Awalnya, ia tertarik pada kerajinan yang menggunakan bahan baku payet, hingga akhirnya menemukan teknik cabochon bead embroidery. Teknik ini menggabungkan keindahan batu alam yang dirangkai dengan payet atau manik-manik di sekelilingnya, menciptakan aksesoris yang elegan dan unik.
“Awalnya, saya sangat tertarik dengan kerajinan yang menggunakan bahan baku payet, dan akhirnya saya menemukan teknik cabochon bead embroidery, yaitu teknik menggabungkan keindahan batu alam yang dirangkaikan dengan payet atau manik-manik di sekelilingnya,” ungkap Maya saat ditemui di Stand Pontianak INACRAFT di JCC Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Proses pembuatan aksesoris ini, menurut Maya, tidaklah sulit, hanya membutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam merangkainya. Untuk satu aksesoris seperti kalung, proses pengerjaannya bisa memakan waktu hingga satu hari.
“Karena ini berawal dari hobi, saya sangat menikmati setiap prosesnya,” tambah Maya dengan senyum ramah.
Setiap hari, Maya memproduksi aksesoris di workshopnya, tetapi ia juga menerima pesanan khusus sesuai keinginan pelanggan. Keberadaan bahan baku yang mudah didapatkan di Pontianak menjadi salah satu faktor pendukung kelancaran usahanya. Karya-karya Maya telah mendapatkan pengakuan di berbagai ajang, baik di dalam negeri maupun internasional. Ia pernah meraih juara kedua dalam inkubator bisnis yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Barat untuk kategori produk kreatif. Selain itu, produknya juga telah lolos kurasi untuk dipamerkan di Indonesia Frankfurt Festival di Jerman dan pameran di Jepang—sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Maya dan Kegia Art Gallery.
“Alhamdulillah, karya-karya kriya saya sudah pernah lolos kurasi di tingkat internasional dan ini sebuah kebanggaan bahwa hasil kreasi dari Kegia Art diakui di mancanegara,” ucap Maya dengan penuh kebanggaan.
Setiap produk yang dihasilkan Maya mencerminkan dedikasi dan kecintaannya terhadap seni. Untuk para pecinta aksesoris, Kegia Art Gallery menawarkan berbagai pilihan aksesoris dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp40 ribu hingga Rp500 ribu.
“Aksesoris yang kami sediakan mulai dari gelang, kalung, cincin hingga bros,” imbuhnya.
Maya Noviza, melalui Kegia Art-nya, tidak hanya berhasil mengubah hobi menjadi sumber penghasilan, tetapi juga mengangkat seni kerajinan Indonesia ke panggung internasional. Di balik setiap karya yang dihasilkan, terdapat cerita dan semangat yang ingin ia bagikan kepada dunia, membuktikan bahwa seni Indonesia memiliki daya tarik yang luas. (prokopim/Jemi Ibrahim)