Inflasi Gresik Januari 2025 Capai 1,28 Persen, Makanan Jadi Penyumbang Utama

Gresik, Infopublik – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gresik mencatatkan inflasi year on year (y-o-y) sebesar 1,28 persen pada Januari 2025. Inflasi ini tercatat dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,35, dipicu oleh kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran masyarakat, terutama pada sektor makanan.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi tertinggi, dengan kenaikan sebesar 4,50 persen. Selain itu, kelompok lainnya seperti pakaian dan alas kaki (1,49 persen), perlengkapan rumah tangga (0,50 persen), kesehatan (0,40 persen), transportasi (1,66 persen), rekreasi (1,19 persen), pendidikan (2,65 persen), serta penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,81 persen) juga memberikan kontribusi terhadap inflasi.

Namun, ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun sebesar 7,67 persen, serta sektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,46 persen. Secara month to month (m-to-m), Kabupaten Gresik mengalami deflasi sebesar 0,37 persen, yang juga tercatat sebagai deflasi year to date (y-to-d) pada angka yang sama.

Komoditas seperti beras, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, emas perhiasan, dan sigaret kretek mesin menjadi beberapa barang yang dominan menyumbang inflasi y-on-y pada Januari 2025. Sementara itu, tarif listrik, tomat, cabai merah, ikan bandeng, dan telepon seluler memberikan andil terhadap deflasi y-on-y.

Kenaikan harga pada sektor makanan dan transportasi memberi dampak langsung terhadap daya beli masyarakat. Kenaikan harga pangan, terutama pada bahan pokok seperti minyak goreng dan cabai, berpotensi mempengaruhi pola konsumsi masyarakat sehari-hari. Di sisi lain, deflasi di sektor perumahan dan listrik dapat membantu meringankan pengeluaran rumah tangga, memberikan sedikit keseimbangan dalam pengelolaan keuangan keluarga.

Kepala BPS Kabupaten Gresik, Indriya Purwaningsih, menjelaskan bahwa meski inflasi terpantau, angka ini masih dalam kategori terkendali. "Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan mengurangi dampak inflasi terhadap masyarakat, Pemerintah Kabupaten Gresik telah mengambil beberapa langkah strategis," ujar Indriya, Senin (3/2/2025).

Seperti:

1. Operasi Pasar Murah: Bekerja sama dengan distributor dan produsen untuk menyediakan bahan pokok dengan harga lebih terjangkau bagi masyarakat.
2. Pemantauan Harga Rutin: Tim pengendali inflasi daerah (TPID) terus memantau pergerakan harga di pasar tradisional dan modern, guna mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
3. Subsidi dan Bantuan Sosial: Pemerintah daerah memberikan bantuan sosial kepada kelompok masyarakat rentan untuk meringankan beban akibat inflasi.
4. Meningkatkan Ketahanan Pangan: Mendorong produksi pangan lokal agar mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.

Dengan langkah-langkah ini, Pemerintah Kabupaten Gresik berharap dapat menjaga kestabilan ekonomi masyarakat dan meminimalkan dampak inflasi, menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih sehat menuju masa depan yang lebih sejahtera. (sin/edited by Diskominfo Kab. Gresik)