Binturong, Satwa Langka "Beruang Kucing" Diserahkan Warga Malang ke BBKSDA Jatim

: Binturong, Satwa Langka “Beruang Kucing” saat dengan tim BBKSDA Jatim. Foto : BKSDA jatim


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Sabtu, 25 Januari 2025 | 07:02 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 180


Surabaya, InfoPublik - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur kembali memperlihatkan komitmennya dalam melindungi satwa liar melalui evakuasi seekor Binturong (Arctictis binturong), mamalia langka yang lebih dikenal dengan julukan "beruang kucing." Satwa ini diserahkan secara sukarela oleh seorang warga Kota Malang, Aditya, yang melaporkan penemuan tersebut melalui Call Center BBKSDA Jatim di 082232115200. 

Laporan diterima pada 22 Januari 2025 oleh Kepala Seksi KSDA Wilayah VI Probolinggo. Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Matawali RKW 18 Malang, bekerja sama dengan personel RKW 17 Pasuruan, segera melakukan evakuasi pada 23 Januari 2025 di Jl. Danau Batur, Sawojajar, Kota Malang. 

Proses evakuasi berlangsung lancar tanpa kendala. Saat ini, satwa tersebut berada di kandang transit di Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Jatim untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan proses rehabilitasi awal. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kondisi fisik Binturong sebelum dipersiapkan untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya. 

Binturong, atau "beruang kucing," merupakan mamalia arboreal besar dari keluarga Viverridae. Satwa ini dikenal memiliki ekor prehensil (dapat menggenggam) yang memungkinkannya bergerak lincah di pepohonan. Salah satu ciri khas Binturong adalah aromanya yang menyerupai popcorn mentega, yang dihasilkan dari kelenjar aroma pada tubuhnya dan berfungsi sebagai alat komunikasi. 

Habitat alami Binturong meliputi wilayah hutan hujan tropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa). Namun, populasi Binturong terus menurun drastis akibat perburuan liar, perdagangan satwa ilegal, kerusakan habitat, serta fragmentasi hutan. Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), status konservasi Binturong saat ini adalah Rentan (Vulnerable). 

Tindakan Aditya yang secara sukarela menyerahkan Binturong ini mendapatkan apresiasi dari BBKSDA Jatim.

“Kami mengucapkan terima kasih atas kesadaran masyarakat yang semakin meningkat dalam menjaga kelestarian satwa liar. Peran aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung upaya konservasi yang berkelanjutan,” ujar Mamik Nugroho, Pengendali Ekosistem Hutan BBKSDA Jatim, Jumat (24/1/2025).  

Evakuasi ini menjadi contoh nyata sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kelestarian satwa liar, khususnya spesies yang terancam punah seperti Binturong. Diharapkan langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk ikut berperan aktif dalam konservasi alam. (MC jatim/ida-jal/eyv)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 18 Februari 2025 | 18:53 WIB
Tingkatkan Pemanfaatan TIK, Dinas Kominfo Gelar Workshop Cerdas Digital bagi ISNU Jatim
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 18 Februari 2025 | 18:31 WIB
ITS dan Pemkab Badung Resmikan Baliss' Teaching Factory
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 18 Februari 2025 | 18:33 WIB
Guru Besar ITS Manfaatkan Instrumentasi Optik Guna Dukung Industri Berkelanjutan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Selasa, 18 Februari 2025 | 03:25 WIB
Nurkholis Pimpin Apel Pagi Terakhir sebagai Penjabat Bupati Pasuruan
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Senin, 17 Februari 2025 | 18:17 WIB
RS Hewan Unair: Kasus PMK Bisa Diatasi, Kuncinya Ada di Peternak dan Vaksinasi Rutin
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Senin, 17 Februari 2025 | 18:41 WIB
KAI Buka Pemesanan Tiket KA Jarak Jauh Reguler Arus Balik Lebaran 2025
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Senin, 17 Februari 2025 | 16:00 WIB
Pulau Nusa Barung: Benteng Keanekaragaman Hayati di Samudra Indonesia
  • Oleh MC PROV JAWA TIMUR
  • Senin, 17 Februari 2025 | 16:10 WIB
Dukungan Berbagai Pihak Iringi Pembangunan Gedung Baru FKK ITS