- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 17 Januari 2025 | 18:30 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di salah satu rumah warga. Foto: dok.dinkesjatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Sabtu, 11 Januari 2025 | 13:05 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 116
Surabaya, InfoPublik – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM, mengimbau masyarakat untuk kembali memasifkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kini mulai merebak.
Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (SRSJ) yang dilakukan minimal satu kali seminggu untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.
“Upaya pencegahan ini perlu dilakukan mengingat berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kasus DBD mengalami peningkatan signifikan pada akhir tahun 2024. Pada Semester I tahun 2024 tercatat 21.959 kasus, sedangkan pada Semester II tercatat 7.537 kasus,” ungkap Prof. Erwin dalam siaran persnya, Sabtu (11/1/2025).
Menurut Prof. Erwin, DBD dapat menyerang semua kelompok umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan tingkat kematian tertinggi terjadi pada anak-anak. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pengaktifan kembali gerakan PSN, yang diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberantas DBD dengan cara memeriksa, memantau, dan memberantas jentik nyamuk DBD yang menjadi sumber utama penyebaran.
Gerakan PSN dapat dilakukan dengan metode 3M Plus, yaitu:
“Untuk menghindari gigitan nyamuk, masyarakat bisa menggunakan kelambu, anti-nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, serta memasang perangkap telur (ovitrap), perangkap jentik (larvitrap), dan perangkap nyamuk (mosquitotrap),” tambahnya.
Prof. Erwin juga menjelaskan bahwa teknik fogging atau pengasapan memang populer dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, terutama saat terjadi penularan di suatu daerah. Namun, ia mengingatkan bahwa fogging bukanlah langkah utama dalam memberantas nyamuk. Fogging harus dilakukan bersamaan dengan PSN secara rutin agar hasilnya efektif.
Lebih lanjut, Prof. Erwin mengingatkan bahwa upaya pemberantasan DBD memerlukan peran serta seluruh masyarakat, serta kolaborasi dengan RT/RW, TP-PKK, dan Karang Taruna untuk menggalakkan gerakan PSN hingga ke rumah-rumah.
“Mari kita jaga kebersihan lingkungan, lindungi diri kita, keluarga, dan lingkungan sekitar kita,” ajaknya.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Pemprov Jatim telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur tentang kesiapsiagaan peningkatan kasus dan kematian akibat penyakit DBD. Dinkes Jatim juga telah membuat surat edaran ke Dinkes kabupaten/kota mengenai kewaspadaan terhadap penyakit musim hujan.
Prof. Erwin menambahkan, dengan adanya perubahan iklim, perilaku nyamuk Aedes aegypti yang menggigit pada pagi dan sore hari dapat berubah. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap DBD harus terus ditingkatkan.
Terakhir, ia mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika ada anggota keluarga yang mengalami demam tinggi mendadak, terutama jika demam berlangsung lebih dari 2-7 hari.
“Ancaman syok dan perdarahan bisa muncul pada hari ketiga hingga kelima, saat demam mulai turun. Oleh karena itu, segera periksakan anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD untuk mendapatkan pertolongan yang lebih cepat,” pungkasnya. (MC Jatim/ida/eyv)