- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Selasa, 14 Januari 2025 | 20:12 WIB
: Program Sapa Pemkab Bojonegoro ajak masyarakat untuk kenal Program Terapi Anak Berkebutuhan Khusus -Foto:Mc.Bojonegoro
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 6 Desember 2024 | 17:23 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 135
Surabaya, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kembali mengajak masyarakat untuk lebih mengenal program unggulan terapi anak berkebutuhan khusus yang dilakukan melalui program Selamat Pagi (Program Sapa).
Dikutip dari laman resmi Pemkab Bojonegoro hari ini, Jumat (6/12/2024), Dra. Ninik Woro Wahyuti, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Gunungsari Kecamatan Baureno menyampaikan bahwa di sekolahnya menyediakan 5 terapi untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu terapi okupasi, terapi akupresur, terapi sensori integrasi (SI), terapi perilaku dan terapi bina bicara. SLB Negeri Gunungsari mempunyai 87 murid mulai dari Tingkat SD, SMP dan SMA. “Di mana visi misi kita adalah bagaimana anak lulus sekolah bisa hidup mandiri,” ucapnya.
Lebih lanjut Ninik menjelaskan bahwa ada imbauan agar semua SLB mempunyai ruang terapi karena anak berkebutuhan khusus (ABK) sulit untuk berkonsentrasi. Di SLB Gunungsari, terapi yang paling menonjol adalah terapi akupresur atau terapi pijit. Yakni ada titik-titik syaraf tertentu bisa meningkatkan kecerdasan anak.
Ninik juga berharap bahwa sedini mungkin orang tua dapat mendeteksi kondisi anak, agar semakin cepat melakukan terapi dan pengoptimalan daya kembang anak.
Sementara itu, Nur Indah Eka Natasya salah satu terapis menuturkan bahwa terapi okupasi adalah terapi membantu anak yang mengalami kesulitan sehari-hari agar bisa meningkatkan keterampilan hidup mandiri. Sedangkan terapi perilaku sangat efektif bagi ABK karena terapi ini bisa mengatasi perilaku seperti hiperaktif. Selain itu ada terapi bina bicara. Hal ini berguna untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dengan orang lain serta terapi akupresur yang banyak diminati.
Tasya sapaan akrabnya juga mengatakan untuk terapi SI adalah terapi untuk anak yang mempunyai gangguan pada sensoriknya. Terapi yang digunakan dapat berupa sentuhan, gerakan dan cahaya. (MC Prov Jatim /hjr-yan)