- Oleh Wandi
- Minggu, 24 November 2024 | 06:00 WIB
: Pj. Ketua Dekranasda Aceh, Safriati menyampaikan sepatah dua kata pada Gerak Senye Desember Kopi Gayo
Oleh MC PROV ACEH, Sabtu, 30 November 2024 | 03:31 WIB - Redaktur: Juli - 54
Takengon, InfoPublik - Pj Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan pelestarian budaya saat memberikan sambutan dalam acara Cerak Senye Desember Kopi Gayo yang diselenggarakan Jumat (29/11/2024), di Galeri Kopi Indonesia.
Menurutnya, di tengah perkembangan zaman yang semakin modern, mengenalkan kebudayaan daerah memerlukan kreativitas dan inovasi. Namun, menjaga orisinalitas budaya tetap menjadi hal yang sangat penting.
Menurut Safriati, kreasi dan inovasi merupakan cara efektif untuk memperkenalkan budaya suatu daerah ke publik, namun menjaga keaslian budaya lebih penting agar tetap lestari.
"Kreasi dan inovasi sangat dibutuhkan dalam mempromosikan budaya suatu daerah di era saat ini. Namun itu hanya sebuah cara untuk memperkenalkan kebudayaan kita, karena menjaga orisinalitas kebudayaan tentu jauh lebih penting," ujarnya.
Safriati yang juga merupakan Pj Ketua TP PKK Aceh menyambut baik penyelenggaraan Desember Kopi Gayo di Bener Meriah pada Sabtu (30/11), yang ia anggap sebagai kesempatan emas untuk memperkenalkan adat dan budaya masyarakat Dataran Tinggi Gayo kepada masyarakat luas.
Acara tersebut juga berfungsi sebagai pra-event yang dapat mengumpulkan ide-ide dan gagasan untuk memperkenalkan budaya Gayo lebih besar lagi. "Sebagai pra-event, Cerak Senye ini sangat tepat untuk kita mengumpulkan ide dan gagasan yang akan dibahas dan digaungkan lebih besar lagi pada event utama besok," ungkap Safriati.
Tari Gayo, khususnya Tari Ratoh Jaroe dan Tari Saman, kini semakin dikenal di luar Aceh. Safriati juga mengungkapkan bahwa kedua tarian ini sangat diminati di luar daerah dan bahkan sering diperlombakan.
Ia menceritakan bagaimana ia membuka Festival Ratoeh Jaroe di Taman Mini Indonesia Indah yang diikuti oleh siswi dari lebih seratus sekolah di Jabodetabek.
"Bayangkan, Tari dari wilayah paling ujung barat Indonesia, dilestarikan, ditarikan, diperlombakan nun di Ibukota negara. Saat masyarakat luar Aceh mulai mencintai dan turut melestarikan kesenian kita, maka kita harus juga melakukan lebih," tambahnya.
Tari Saman ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dalam sidang yang digelar di Bali pada 24 November 2011. Selain itu, Tari Ratoeh Jaroe juga pernah dipentaskan dalam acara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang dengan melibatkan 1.600 penari dari pelajar SMA di Jakarta yang berhasil memukau ribuan penonton di Stadion Gelora Bung Karno.
Untuk menjaga kelestarian budaya Aceh, Safriati mengajak semua pihak untuk menjadikan Tari Ratoh Jaroe, Tari Saman, dan tarian Aceh lainnya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah, baik di Aceh maupun di luar daerah.
Ia berharap upaya ini dapat menjaga dan melestarikan tradisi serta budaya Aceh di kalangan generasi muda.
Sebagai Pj Ketua Dekranasda Aceh, Safriati juga menekankan pentingnya inovasi dan kreasi dalam memperkenalkan budaya daerah kepada dunia. Hal ini akan membuat masyarakat luas lebih tertarik untuk mempelajari dan mengenal lebih dalam tentang masyarakat Gayo dan Aceh secara keseluruhan.
Cerak Senye Desember Kopi Gayo dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Pj Ketua Dekranasda Aceh Tengah, Pj Ketua Dekranasda Gayo Lues, Pj Ketua Dekranasda Bener Meriah, Ketua DWP Aceh Tengah, Forum Beru Gayo, serta berbagai aktivis perempuan, penulis, sastrawan Gayo, duta wisata, dan Founder Desember Kopi, Fikar W Eda. Acara ini menjadi bukti komitmen masyarakat Aceh dalam menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal.