Bedah Buku "Wabul Sawi Kalimantan, Sejarah Banjarbaru yang Tersembunyi" di Festival Literasi Banjarbaru ke-4

: .


Oleh MC KOTA BANJARBARU, Rabu, 30 Oktober 2024 | 01:53 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 151


Banjarbaru, InfoPublik - Untuk menyemarakkan rangkaian acara Festival Literasi Banjarbaru ke-4, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru menggelar Pemerataan Literasi melalui Persputakaan Kelurahan (Panel).

Kegiatan ini yang dihadiri oleh Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) se-Kota Banjarbaru,di Café Literasi Darpusda Banjarbaru, Selasa (29/10/2024).

Acara ini tidak hanya bertujuan untuk mempeluas akses literasi hingga ke tingkat Kelurahan, akan tetapi juga manjadi ajang mengupas buku “Wabul Sawi Kalimantan, Sejarah Banjarbaru yang Tersembunyi”menyingkap sejarah unik Kota Banjarbaru.

Dengan adanya keterlibatan Ketua LPM dari setiap Kelurahan, Panel difokuskan untuk memastikan literasi merata dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam program literasi berkelanjutan di tingkat Kelurahan.

Kepala Bidang Promosi, Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Daerah Kota Banjarbaru, Rosida Ridha mengatakan, kita mengundang Ketua LPM se-Kota Banjarbaru untuk mengikuti bedah buku tentang sejarah Kota Banjarbaru.

“Kami ada program pemerataan literasi ke Kelurahan membentuk perpustakaan Kelurahan, mudah-mudahan dengan acara ini jadi momentum bagi Ketua LPM untuk berpartisipasi mengembangkan literasi di Kelurahan masing-masing,”imbuhnya.

Sementara itu, Narasumber sekaligus berprofesi Jurnalis, Sandi Firly menyampaikan, ada banyak buku yang mengupas tentang Kota Banjarbaru, buku Wabul Sawi Kalimantan, Sejarah Banjarbaru yang Tersembunyi ini kelurahan terbaru.

“Menurut saya, ini salah satu yang cukup komprehensif tentang sejarah Kota Banjarbaru, bahkan ada beberapa tokoh atau sosok yang selama ini mungkin tidak terlalu digaungkan terhadap pendiring Kota Banjarbaru di sini dimunculkan,” ujarnya.

Wabu Sawi singkatan dari ‘Wani Baidabul Sanggup Menggawi’ yang diartikan ke Bahasa Indonesia nya ‘Berani Bersuara Keras, namun Sanggup Mengerjakan Hingga Selesai’.

“Buku ini sangat penting bagi saya. Karena didalam buku ini ada membahasa daerah-daerah yang memiliki istilah, seperti Guntung Damar, Guntung Paikat, Guntung Manggis dan lain-lain. Jadi buku ini penting bagi warga Banjarbaru dan Kalimantan Selatan untuk dibaca,” katanya.

Tentunya,kegiatan ini selain membawa cerita masa lalu Banjarbaru yang tersembunyi untuk diketahui masyarakat melalui para Ketua LPM. Buku ini diharapkan menjadi momentum penting dalam upaya memajukan literasi, serta meningkatkan minat baca di Kota Banjarbaru.

Festival Literasi Banjarbaru ke-4 akan terus menghadirkan kegiatan literasi yang menciptakan masyarakat agar lebih melek literasi dan sadar akan pentingnya sejarah. (Yds/Nir/MedCenBJB/Eyv)