: Pameran Alat Musik Tradisional Bali dengan tema "Ketahanan Budaya dalam Bingkai Alat Musik Tradisional Bali di Era Milenial" di Museum Soenda Ketjil, bekas Pelabuhan Buleleng, Senin, (21/10/2024). (Foto: istimewa)
Oleh MC KAB BULELENG, Selasa, 22 Oktober 2024 | 06:58 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 141
Buleleng, InfoPublik - Seni tabuh atau gamelan yang dimiliki masyarakat Bali secara umum tidak bisa dilepaskan dari adat tradisinya. Penguatan dan kecintaan terhadap seni tabuh patut untuk terus dipupuk kepada generasi berikutnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui UPTD Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng dalam tugasnya di bidang seni budaya, menggelar Pameran Alat Musik Tradisional Bali dengan tema "Ketahanan Budaya dalam Bingkai Alat Musik Tradisional Bali di Era Milenial" di Museum Soenda Ketjil, bekas Pelabuhan Buleleng, Senin, (21/10/2024).
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wisandika, dengan didampingi oleh Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Nyoman Widarma serta perwakilan OPD lingkup Pemkab Buleleng.
Ditemui di sela-sela kegiatan, Wisandika menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk pengenalan kembali tradisi adat dan budaya, khususnya alat musik tradisional Bali, kepada masyarakat, generasi muda maupun siswa siswi yang ada di Kabupaten Buleleng.
"Tahun lalu kita sudah melalukan pameran prasi, tahun ini alat musik tradisional. Mungkin tahun depan dengan tema yang berbeda sesuai dengan lontar yang kita miliki kemudian kita kualisasikan ke dalam bentuk pameran," ucap Wisandika.
Pihaknya juga mengatakan, selain memperkenalkan kembali tradisi adat budaya, kegiatan ini juga sebagai upaya penguatan, pengembangan dan pelestarian kebudayaan Bali secara berkesinambungan.
Wisandika berharap melalui pameran ini masyarakat selalu dapat membumikan alat musik tradisional dalam berbagai kegiatan baik sakral maupun profan. "Kita tahu, napas kehidupan masyarakat Bali tidak akan lepas dari adat, tradisi, seni, budaya, agama dan kearifan lokalnya. Ini juga salah satu upaya untuk terus mengenalkan dan melestarikan warisan budaya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya, Nyoman Widarma, menyampaikan bahwa pameran ini sebagai bentuk upaya menggali potensi yang ada di masyarakat serta dapat dimanfaatkan dalam kehidupan.
"Kami perkenalkan jenis-jenis alat musik tradisional Bali melalui pameran diantaranya, pepatutan suling, pupuh gending legong, pupuh gending gong, serta alat musik tradisional Bali berbahan bambu, kayu, kerang dan perunggu," paparnya.
Adapun pameran alat musik tradisional Bali digelar selama tujuh hari, yakni 21 hingga 27 Oktober 2024. (MC Kab.Buleleng/ Wir)