Pentingnya Kolaborasi Antarsektor untuk Menangani Balita dengan Masalah Gizi

: Puskesmas Depok II mensosialisasikan ‘SOP Tata Laksana Balita dengan Masalah Gizi dan Tumbuh Kembang’, Kamis (29/08/2024).


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 30 Agustus 2024 | 12:54 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 168


Sleman, InfoPublik – Puskesmas Depok II mensosialisasikan ‘SOP Tata Laksana Balita dengan Masalah Gizi  dan Tumbuh Kembang’, Kamis (29/08/2024).  Kepala Puskesmas Depok  ll Trisni Nur Andayani menekankan, pentingnya kolaborasi antarsektor dalam penanganan masalah gizi pada balita.

Acara ini dihadiri oleh lintas sektor  yakni  Kepala Puskesmas  Depok ll, Kepala TU Pudewa, perwakilan Kader Posyandu, Pokjanal Posyandu, dan Pokja 4 TP-PKK Kalurahan Condong Catur, Pendamping Desa, Pemkal Condongcatur, serta tim Puskesmas Depok ll.

“Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan para peserta dalam mengidentifikasi dan menangani balita yang bermasalah gizi, dengan harapan dapat mengurangi angka stunting di wilayah Condongcatur,” ungkap Trisni.

Pada kesempatan itu, dr. Pita sebagai pemateri utama membahas mengenai audit kasus stunting (AKS) yang merupakan identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis survellans rutin atau sumber data lainnya.

“Identifikasi pada AKS  adalah menemukan atau mengetahui risiko- risiko potensial penyebab langsung (asupan tidak adekuat, penyakit infeksi) pada calon pengantin, bumil, ibu pascapersalinan, baduta, dan balita,” ungkap Pita.

Pembahasan ini meliputi  metode identifikasi kasus, analisis penyebab, serta strategi intervensi yang efektif. Kapan dan bagaimana SOP tersebut diimplementasikan di lapangan juga menjadi fokus utama dalam diskusi.

Adanya sosialisasi ini, diharapkan para peserta mampu menerapkan SOP Tata Laksana Balita Bermasalah Gizi dan Tumbuh Kembang secara lebih efektif, sehingga dapat memperbaiki status gizi balita di wilayah Kalurahan Condongcatur.

Selanjutnya, Nutrisisonis Puskesmas Depok Li Berty selaku pemateri kedua menuturkan untuk Kalurahan Condongcatur terdapat penurunan stunting pada semester pertama sebesar 3,01 persen. Namun, angka tersebut mengalami kenaikan pada semester II. “Ada sedikit kenaikan kasus stunting di wilayah kita, yaitu 70 balita dari 1.396 balita di wilayah kerja Puskesmas Depok ll,” jelas Berty.

Karenanya dengan terus disosialisasikan SOP penanganan tersebut, diharapkan kasus stunting di wilayah Condongcatur dapat tertangani dengan baik dan tidak muncul kasus baru. (Tri Suhartati / Kim Depok)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 22:13 WIB
Gotong-royong Warga Dukuh Lodoyong Sleman Bangun Drainase
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 14:38 WIB
Resmi Ditutup, PPD Sleman 2024 Raih Omzet hingga Rp2,2 Miliar