- Oleh MC KAB SLEMAN
- Kamis, 21 November 2024 | 11:14 WIB
: Pererat Silaturahmi, Warga Donolayan Sleman Gelar Tradisi Kenduri Saparan. Foto: MC Sleman
Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 27 Agustus 2024 | 01:09 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 181
Sleman, InfoPublik - Warga masyarakat padukuhan Donolayan, Donoharjo Ngaglik Sleman mengadakan Kenduri saparan bertempat di lapangan Padukukan Donolayan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman pada hari Sabtu (24/8/2024).
Kenduri saparan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan merti dusun yang dirancang dengan agenda ziarah ke makam para leluhur, bersih kampung, sembahyangan/misa bagi umat Kristen/ Katolik, pengajian akbar dan puncaknya adalah kirab bergada rakyat dan gunungan yang diiringi oleh seluruh warga masyarakat Donolayan.
Arif Irnawan selaku Kepala Dusun Donolayan menyampaikan bahwa kenduri ini diikuti sekitar 250 kepala keluarga yang berasal dari 5 RT di wilayahnya. Kenduri saparan ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus sebagai momen untuk membersihkan diri dan mensucikan hati serta sebagai momen untuk mempererat tali persaudara dan silaturahmi antar warga.
"Kenduri saparan ini merupakan tradisi yang digelar setiap tahun dan menjadi ajang untuk melestarikan budaya adiluhung peninggalan nenek moyang kita. Meskipun tradisi ini diturunkan nenek moyang sejak dahulu kala tetapi di era sekarang ini tetap relevan untuk memelihara kekeluargaan, kegotong royongan, kerukunan, kekompakan, dan guyup rukun warga," kata Arif.
“Tradisi Saparan juga bermakna sebagai ungkapan dan doa agar diberikan kesehatan, tambahan kenikmatan, rezeki yang melimpah , barokah serta diberikan lancar dalam usahanya dan dijauhkan dari marabahaya," imbuhnya.
Sementara itu rois Wagiman yang memimpin kenduri menyampaikan bahwa ubarampe pada kenduri saparan memiliki makna filosofi yang mendalam bagi kehidupan bermasyarakat.
"Tumpeng sekul suci bermakna rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Suci, juga harapan mendapat kehidupan yang lebih baik di masa akan datang. Ingkung sebagai lambang kenikmatan yang diberikan oleh Alloh SWT. Ambengan mempunyai nilai memohon doa agar kita diberikan kehidupan yang ayem tentrem kerta raharja,” terangnya.
“Golong giling bermakna persatuan dan kesatuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebagai warga masyarakat. Bunga mempunyai arti harapan rasa aman, nyaman, damai seperti halnya ketika mencium wanginya bunga di taman," tutup Wagiman. (Upik Wahyuni/KIM Donoharjo)