DLH Sleman Sosialisasikan Pembangunan RTH di Mlati

Sleman, InfoPublik -  Sebuah lokasi yang sehat dan ramah untuk berkegiatan terutama untuk olah raga dan rekreasi segera terwujud di Kapanewon Mlati. Pembangunan ini menitikberatkan pada sarana olahraga yaitu Lapangan Mlati Utama.

Rencana dan proses pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik ini pun disosialisasikan kepada warga, di Pendopo Kapanewon Mlati, Selasa (13/8/2024).

Sosialisasi dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, konsultan pelaksanana, rekanan pelaksana pekerjaan, dan pengawas pekerjaan.  Panewu Mlati, Arifin menuturkan sosialisasi ini bertujuan untuk meminimalisir dampak-dampak yang ditimbulkan dari rencana pembangunan RTH tersebut.

"Lapangan Mlati Utama menjadi RTH dan ruang untuk penuangan ekspresi masyarakat. Harapannya nanti dapat menyehatkan masyarakat dan menambah kebugaran masyarakat. Sehat belum tentu bugar, kalau bugar sudah tentu sehat. Penyediaan RTH ini dalam kerangka mewujudkan masyarakat Mlati yang sehat dan bugar," tuturnya. 

"Selain itu, dengan pembangunan lapangan ini akan ditata secara menyeluruh. Saat ini banyak yang memamfaatkan Lapangan Mlati Utama, terutama pedagang Pasar Klitikan dan Parkir. Nantinya lapangan akan difungsikan sebagai lapangan. Jadi untuk kegiatan yang lain akan ditata lebih lanjut," imbuhnya.

Adanya pembangunan ini tentunya berdampak besar terhadap sosial masyarakat terutama pengguna Lapangan Mlati Utama. Selain itu dampak lain juga akan muncul bagi penduduk sekitar, baik itu dampak positif maupun negatifnya. Untuk itu,  kegiatan pembangunan ini harus disosialisasikan.

Saat ini Lapangan Mlati Utama selain digunakan sebagai tempat olah raga bagi sekolah terdekat, juga dimanfaatkan untuk sekolah sepak bola. Selain itu juga digunakan untuk berdagang dan parkir pengunjung saat Pasar Kliwonan Cebongan.

Sementara itu, Andri selaku perwakilan DLH Sleman sekaligus pengampu kegiatan ini menyampaikan rencana pembangunan RTH fokus pada pembangunan Lapangan Mlati Utama.

"Nantinya pembangunan ini akan dilaksanakan selama 90 hari kalender, terhitung mulai tanggal 14 Agustus 2024. Pihak yang terlibat yaitu ada perencana, pelaksana, konsultan dan pengawas," ujarnya.

"Pengelolaan lapangan nantinya akan menjadi kewenangan kapanewon setelah diserahterimakan. Namun nanti setelah 2 tahun pekerjaan ini baru akan diserahterimakan ke kepanewon," imbuhnya.

Secara tekhnis pelaksanaan nanti akan dilaksanakan oleh pihak rekanan. Terkait dengan dampak yang ditimbulkan atas pembangunan ini, diusahakan untuk diminimalisir oleh pihak rekanan. (Yoko Erwe / Kim Mlati).