Bupati Belu Instruksikan Pejabat RSUD Mgr. Gabriel Manek yang Baru Terapkan Langkah Tegas

: Bupati Belu berfoto dengan para pejabat RSUD Mgr. Gabriel Manek SVD Atambua, usai acara sertijab. (Foto: istimewa)


Oleh MC KAB BELU, Rabu, 24 April 2024 | 07:47 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 124


Belu, InfoPublik – Serah terima jabatan (sertijab) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr. Gabriel Manek SVD Atambua dari drg. Maria Ansilla F. Eka Mutty kepada dr. Theodorus Lusianus Mau Bere telah dilaksanakan. Prosesi sertijab yang dipimpin oleh Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, itu berlangsung di ruang rapat Bupati Belu, Senin (22/4/2024).

Sertijab ditandai dengan penyerahan surat perintah tugas oleh Bupati Belu kepada Plt. Direktur, diawali dengan penandatanganan berita acara serah terima oleh Direktur RSUD Mgr. Gabriel Manek serta Bupati Belu.

Dalam penyampaian kata sambutannya,
Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, mengatakan bahwa pelaksanaan sertijab itu sempat tertunda karena masih dilaksanakannya proses akreditasi rumah sakit, di samping adanya beberapa penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawab direktur.

“Hari ini kita lakukan serah terima jabatan kepada dr. Theo sebagai Plt. Direktur yang baru, bukan karena ada persoalan, tetapi ini menyangkut keberlangsungan, keterukuran, kecepatan, dan ketepatan,” ujar Bupati Belu.

Bupati Belu mengingatkan agar pejabat yang baru dapat bekerja maksimal untuk kemajuan rumah sakit daerah. Ia menilai, Dokter Theo adalah dokter senior yang dalam kesenioritasannya itu tidak dibimbing dan tidak ditempatkan pada posisi-posisi struktural untuk menjabat salah satu jabatan di instansi pemerintah.

“Ini menjadi penting, walaupun Dokter Theo memiliki klinik dan bisa mengelola klinik, tapi dalam mengelola rumah sakit pasti berbeda, karena rumah sakit ini padat modal, padat sumber daya, padat masalah, dan padat segalanya,” ungkap Bupati Belu.

Ia juga mengungkapkan bahwa Dokter Ansilla selaku Plt Direktur RSUD Atambua berulang kali menghadap agar posisinya digantikan oleh pejabat yang lain. Tapi posisinya masih dipertahankan karena kebutuhan organisasi dan kinerjanya yang baik dalam mengelola rumah sakit.

“Saya titip pesan kepada Dokter Theo, setelah serah terima jabatan ini, langsung kerja dan langsung gas. Dokter Theo sudah lama bekerja di rumah sakit ini dan saya yakin sudah tahu internalnya di rumah sakit umum. Itulah keuntungan bagi kita, karena masih punya sumber daya yang bagus-bagus,” tutur Bupati Belu.

Diakui Bupati Belu, untuk mengelola rumah sakit terakreditasi bintang lima paripurna seperti RSUD Mgr Gabriel Manek, sangat dibutuhkan pengelola atau pemimpin yang andal. Sebab, RSUD ini memerlukan orang yang tingkat ekspektasinya atau presisi pekerjaannya sudah bagus.

“Sebagai pengelola, ada fleksibilitas dan ada kewenangan di situ yang dapat mengatur manejemennya supaya produktif, serta melihat aturan-aturan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Dokter Theo punya kelebihan dan kemampuan. Ibarat kita sudah kasih pisau, silakan gunakan pisau itu untuk memotong apa saja tanpa merusak, supaya rumah sakit ini jadi lebih baik,” ujar Bupati Belu.

Pada kesempatan itu juga, Bupati Belu menginstruksikan kepada para pejabat RSUD Mgr. Gabriel Manek yang baru agar mengambil langkah tegas kepada tenaga medis yang melakukan aktivitas “double job” dengan menambah pekerjaan di luar wilayah Kabupaten Belu.

“Saya tegaskan hal itu, karena ada dokter di sini yang kerja “double job” di luar wilayah Kabupaten Belu. Semua itu ada aturan untuk tidak keluar dari sini dan harap konsultasi dengan BKD. Kalau dikasih izin, harus ada surat resmi dan insentifnya di sini harus dipotong. Silakan lihat kembali regulasinya, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Oleh karena itu kerja cukup-cukup saja, kerja normatif, ikuti prosedur dan lakukan itu dengan baik,” tandas Bupati Belu. (Mc Belu)