: Mahasiswa Pascasarjana program studi Administrasi Publik Universitas Negeri Gorontalo. (Foto: istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 30 April 2024 | 20:48 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 93
Kota Gorontalo, InfoPublik - Mahasiswa Pascasarjana program studi Administrasi Publik Universitas Negeri Gorontalo sukses melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk diskusi dengan tema "Pengembangan Kawasan Eks Terminal 42 Kota Gorontalo Dalam Perspektif Publik."
Sejak 2019, kawasan itu telah direncanakan Pemerintah Kota Gorontalo untuk dipindahkan dari Terminal 42 Andalas ke Terminal Tipe A Dungingi, agar lahan yang terletak di Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana diproyeksikan menjadi kawasan perkantoran Pemerintah Kota Gorontalo. Namun hingga saat ini hal itu belum terealisasi.
Diskusi tersebut menghadirkan para lurah di Kecamatan Sipatana, tokoh masyarakat, tokoh agama, Karang Taruna, LPM, dosen dan mahasiswa Prodi Magister Administrasi Publik angkatan tahun 2023 yang berjumlah 38 orang.
“Program yang kami laksanakan pada Sabtu lalu merupakan bagian dari penyebaran Tri Dharma perguruan tinggi dalam rangka mengembangkan kemampuan masyarakat dan juga upaya memberikan kontribusi serta sumbangsih secara kelembagaan terhadap pembangunan di Kota Gorontalo,” tutur Ketua Tim Pengabdian Jetriani, Selasa (30/4/2024).
Tema itu diangkat sesuai dengan bidang keilmuan mahasiswa pascasarjana UNG Prodi Administrasi Publik dengan mengkaji dari perspektif akademik sebagai sumbangsih secara kelembagaan.
Camat Sipatana Lukman Laisa menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, tema yang diangkat berada di wilayahnya serta perlu mendapatkan atensi dari seluruh komponen.
"Kami menyampaikan terima kasih telah mengangkat tema ini. Tentu hal ini sangat membantu tugas pemerintah dalam pemanfaatan lahan eks terminal," ungkap Lukman.
Kaprodi Administrasi Publik, Rustam Tohopi, turut menambahkan kegiatan ini sudah dirancang lama dan secara aktif dikoordinasikan dengan para mahasiswanya agar kegiatan pengabdian itu tepat sasaran.
"Sebelumnya kegiatan pengabdian pernah dilaksanakan di Torosiaje dan beberapa wilayah yang cukup jauh. KIta tidak perlu jauh-jauh melaksanakan kegiatan pengabdian ini karena isu tentang eks Terminal 42 kami anggap perlu mendapat perhatian," beber Rustam.
Direktur Pascasarjana UNG, Mahludin Baruadi, mengungkapkan bahwa tema pengabdian yang diangkat ini cukup menarik. Menurutnya, Terminal 42 memiliki memori tersendiri sewaktu ia menempuh pendidikan di Manado sehingga lahan yang saat ini belum terpakai itu segera dicarikan merupakan solusi tepat dan diharapkan melalui kegiatan ini melahirkan rekomendasi kepada pemerintah.
"Saya menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa S-2 Prodi Administrasi Publik yang telah mengangkat tema ini, sebab pemanfaatan lahan eks Terminal 42 ini perlu mendapat perhatian pemerintah," ujar Mahludin.
Salah satu guru besar di Universitas Negeri Gorontalo itu juga menambahkan bahwa pengabdian diharapkan menjadi corong bagi masyarakat untuk menyampaikan saran dan gagasan yang positif dalam pengembangan wilayah khususnya menyangkut lahan Eks Terminal 42. (mcgorontaloprov/fahmi)