Pemadaman Karhutla di Indragiri Hilir: Tantangan Lahan Gambut dan Angin Kencang

:


Oleh MC PROV RIAU, Jumat, 2 Agustus 2024 | 06:18 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 167


Pekanbaru, InfoPublik - Kapolsek Kempas, AKP Mardani Tohenes, bersama Tim Karhutla terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Sejak 28-31 Juli 2024, Mardani memimpin langsung operasi pemadaman di beberapa titik api yang terdeteksi di wilayah tersebut.

Kebakaran lahan ini awalnya terpantau melalui monitoring aplikasi Dasbor Lancang Kuning (DLK), yang mendeteksi adanya tujuh titik hotspot di Kecamatan Kempas.

"Dalam aplikasi itu, terdeteksi tujuh titik hotspot, yaitu enam titik di Parit 17 Desa Kerta Jaya dan satu titik di Parit Buncit Kelurahan Kempas Jaya," ujar Mardani.

Menurut Mardani, lokasi kebakaran yang paling jauh berada di Parit 17, Desa Kerta Jaya, dengan jarak sekitar 23 kilometer dari Polsek Kempas. Tim harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor hingga titik tertentu, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer (km) melalui jalan desa dan kebun untuk mencapai titik api.

"Luas lahan yang terbakar di Parit 17 mencapai 3,5 hektare, yang merupakan lahan kosong penuh semak belukar dengan struktur tanah gambut," jelasnya.

Sementara itu, kebakaran lahan di Parit Buncit, Kelurahan Kempas Jaya, yang berjarak 8 kilometer dari Mapolsek Kempas, melibatkan lahan seluas 1 hektare. Lahan ini merupakan kebun kelapa sawit milik masyarakat setempat, yang juga memiliki struktur tanah gambut.

Operasi pemadaman melibatkan 60 personel, yang terdiri dari 20 anggota Polri, lima anggota TNI, 10 personel BPBD Inhil, lima anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), dua personel dari PT. SRL, serta delapan aparat kecamatan dan desa, bersama dengan 10 warga masyarakat. Tim ini bekerja keras untuk memverifikasi titik-titik hotspot, melakukan pemadaman, serta pendinginan di lokasi yang termonitor. Setelah itu, lokasi kebakaran dipasangi garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab terjadinya kebakaran.

Namun, proses pemadaman di lapangan tidak berjalan tanpa hambatan. Mardani menjelaskan bahwa karakteristik lahan gambut yang kering dan kondisi angin kencang sangat menyulitkan upaya pemadaman.

Dahan dan kayu kering di lokasi mudah terbakar ketika angin bertiup kencang, memperparah situasi. Selain itu, akses menuju lokasi kebakaran yang sulit ditembus karena semak belukar juga menambah tantangan bagi tim di lapangan.

"Mari kita sama-sama berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar turun hujan di lokasi karhutla di wilayah Polres Indragiri Hilir dan Polsek Kempas," ujar Mardani, mengakhiri keterangannya.

(Mediacenter Riau/asn)

 

Berita Terkait Lainnya