: Kolaborasi Pemkot-FKM UNAIR, Atasi Masalah Stunting dan Sanitasi
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Minggu, 28 Juli 2024 | 15:15 WIB - Redaktur: Juli - 222
Probolinggo, InfoPublik - Pemerintah Kota Probolinggo terus berkomitmen untuk mengatasi masalah sanitasi dan stunting yang masih menjadi tantangan serius.
Upaya berkelanjutan dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, lintas sektor, Baznas, CSR, serta perguruan tinggi.
Salah satu inisiatif terbaru melibatkan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya, melalui program pengabdian masyarakat.
Beberapa hari lalu, Probolinggo meraih sertifikat Open Defecation Free (ODF) berdasarkan hasil verifikasi dari 10 titik sampling kelurahan, 10 lokasi SD/MI, dan 1 pondok pesantren.
Meskipun begitu, Pemerintah Kota Probolinggo bertekad untuk terus memperbaiki sanitasi dengan menindaklanjuti rekomendasi dari tim verifikator Provinsi Jawa Timur. Langkah ini termasuk pendataan kepala keluarga dan peningkatan kualitas sarana sanitasi.
Pj Wali Kota Probolinggo, Nurkholis, berharap dengan bantuan FKM Unair, peningkatan akses fasilitas sanitasi dan perubahan perilaku masyarakat akan berkontribusi pada pengurangan angka stunting. "Kami sangat bersyukur atas dukungan FKM Unair dalam program ini," ujarnya, Sabtu (27/7/2024).
Selain itu, pemerintah setempat juga memanfaatkan dana dari DAK, Inpres, Baznas, dan Korpri untuk memperbaiki fasilitas sanitasi.
Dekan FKM Unair, Shanti Martini, menyatakan apresiasi dan komitmennya untuk terus mendukung Probolinggo dalam upaya penurunan stunting.
Program Kampung Emas akan dilaksanakan sebagai bentuk edukasi langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi untuk mengatasi stunting.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian MoU antara FKM Unair dan Pemerintah Kota Probolinggo, dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, Ninik Ira Wibawati, serta sejumlah pejabat dan kepala perangkat daerah.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Probolinggo, serta menjadi contoh integrasi antara akademisi dan pemerintah dalam menangani masalah kesehatan masyarakat.