- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Jumat, 13 Desember 2024 | 15:48 WIB
: Uang Beredar dalam arti luas (M2) di Juni 2024 -Foto:mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 23 Juli 2024 | 02:01 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 176
Surabaya, InfoPublik - Likuiditas perekonomian Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan pada Juni 2024. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tercatat sebesar Rp 9.026,2 triliun, yang mencerminkan pertumbuhan tahunan sebesar 7,8% (yoy). Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 7,6% (yoy).
Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Senin (22/7/2024) menyampaikan perkembangan likuiditas perekonomian yang positif ini mencerminkan keberhasilan kebijakan moneter dan fiskal yang dijalankan. Bank Indonesia terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pertumbuhan M2 pada Juni 2024 ini didorong oleh beberapa faktor utama. Pertama, pertumbuhan uang beredar sempit (M1) tercatat sebesar 7,0% (yoy). Uang beredar sempit ini mencakup uang kartal dan uang giral yang beredar di masyarakat, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi di tingkat masyarakat. Kedua, pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,7% (yoy) juga memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan M2. Uang kuasi mencakup simpanan berjangka dan tabungan yang menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas sistem keuangan.
Perkembangan positif dalam M2 ini terutama dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Pada Juni 2024, penyaluran kredit tumbuh sebesar 11,5% (yoy), yang relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,4% (yoy). Stabilitas dalam pertumbuhan kredit ini menunjukkan bahwa perbankan terus berperan aktif dalam mendukung pembiayaan kegiatan ekonomi.
Selain itu, aktiva luar negeri bersih juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Juni 2024, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 3,1% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan pada Mei 2024 yang hanya sebesar 0,6% (yoy). Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam posisi keuangan eksternal Indonesia, yang juga memberikan dampak positif terhadap likuiditas perekonomian.
Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,0% (yoy) pada Juni 2024, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Mei 2024 yang sebesar 22,7% (yoy). Pertumbuhan yang tinggi pada bulan Mei kemungkinan disebabkan oleh berbagai kebijakan fiskal dan stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Dengan demikian, peningkatan likuiditas perekonomian pada Juni 2024 ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi di Indonesia, mendukung pemulihan ekonomi yang lebih kuat, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (MC Prov Jatim /hjr-ja/eyv)