Melihat Ragam Potensi Wisata di Kapanewon Tempel Sleman, dari Grojokan Watu Purbo hingga Buk Renteng

: Melihat Ragam Potensi Wisata di Kapanewon Tempel Sleman, Dari grojokan Watu Purbo Hingga Buk Renteng. Foto: MC Sleman


Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 24 Juli 2024 | 14:56 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 143


Sleman, InfoPublik - Wilayah Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman memiliki sejumlah destinasi wisata dan cagar budaya menarik untuk dikunjungi.

Secara geografis, lokasi ini merupakan salah satu kapanewon yang terletak di Kabupaten Sleman yang diikat langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Letak ibu kota kapanewon berada di Padukuhan Tempel, Kalurahan Lumbungrejo.

Kapanewon Tempel terbagi dalam 8 Desa/Kalurahan dan 98 Padukuhan. Bagian Administrasi Desa/Kelurahan, yakni Merdikorejo, Lumbungrejo, Margorejo, Mororejo, Pondokrejo, Sumberrejo, Tambakrejo dan Banyurejo.

Di Kalurahan Merdikorejo, terdapat wisata alam Grojogan Watu Purbo merupakan wisata air terjun buatan dengan desain berupa enam tingkat terasering yang semula digunakan untuk mengatasi dampak erupsi Gunung Merapi. Grojogan Watu Purbo sebenarnya merupakan sebuah bendungan (dam) di aliran Kali Krasak dan Kali Bebeng yang berhulu di Gunung Merapi. Bendungan ini dibangun pada tahun 1975 atas perintah dari Balai Besar Wilayah Sungai berupa Sabo Dam yang bertujuan sebagai kantong lahar untuk menampung material vulkanik agar dampak aliran lahar tidak membahayakan warga di sepanjang Kali Krasak dan Kali Bebeng. Keindahan Grojogan Watu Purbo menjadi cukup populer dan banyak dibicarakan di media sosial.

Kemudian di Kalurahan Banyurejo terdapat  Buk Renteng yang merupakan sebutan dari Selokan Van Der Wijck, yang didirikan ketika Sri Sultan Hamengkubuwono VIII berkuasa. Bangunan cagar budaya di kawasan Banyurejo Tempel ini, masih berfungsi untuk saluran irigasi bagi areal pertanian di Bumi Sembada.

Bahkan, dalam agenda akan digelar Event SiBakul Jelajah Van der Wijck salah satu bagian dari gelaran Road to Sibakul Jogja Sport Fest 2024 yang rencananya akan digelar pada September 2024. Ini menandai Desa Banyurejo terpilih sebagai lokasi sport tourism dalam gelaran SiBakul Jelajah Van der Wijck karena merupakan salah satu Desa Budaya yang ada di DIY.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ishadi Zayid menuturkan,  guna mengoptimalkan potensi destinasi wisata di Sleman bagian Barat, Dispar secara masif menggelar event-event kita arahkan sana.

“Ke Sleman barat biar wisatanya makin menggeliat, karena potensi di Sleman barat potensinya luar biasa sejalan dengan lahan pertanian, kita dorong nanti tumbuh desa wisata, seperti agrowisata dan lain-lain,” kata Ishadi saat menghadiri event Tour de Merapi, Minggu (21/7/2024).

Menurut Ishadi, keberadaan destinasi wisata  grojogan Watu Purbo di Kalurahan Merdikorejo Tempel  itu luar biasa, lantaran pengelolanya antusias.  “Keberadaan watu purbo, itu merupakan ikon destinasi wisata yang luar biasa,” imbuhnya.

Ditambahkan, pada akhir Juli 2024 ditargetkan merampungkan klasifikasi desa wisata, dari yang kemarin 80 desa wisata nanti mungkin komposisinya bisa berubah, baik yang rintisan, berkembang, maju dan mandiri.

Di kesempatan lain, Kepala Dinas Kebudayaan Sleman, Edy Winarya menjelaskan pengusulan berbagai peninggalan di Sleman sebagai cagar budaya merupakan salah satu upaya untuk melindungi dan melestarikan. Untuk penetapan pihaknya  bekerja sama dengan tim ahli cagar budaya untuk  kajian guna memastikan benda atau situs peninggalan ini memang layak ditetapkan sebagai cagar budaya.

“Untuk status cagar budaya berjejang mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional,” ungkap Edy. (sbd_kimtempel)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 22:13 WIB
Gotong-royong Warga Dukuh Lodoyong Sleman Bangun Drainase
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Senin, 11 November 2024 | 14:38 WIB
Resmi Ditutup, PPD Sleman 2024 Raih Omzet hingga Rp2,2 Miliar