Intensitas Hujan Sebabkan Panen Cabai Terganggu, Disperindag Cek Harga ke Pasar

:


Oleh MC KOTA BENGKULU, Jumat, 23 Februari 2024 | 10:06 WIB - Redaktur: Kusnadi - 80


Bengkulu, InfoPublik – Salah satu penyebab meroketnya harga cabai merah, terutama cabai merah kriting yang tembus Rp 100 ribu perkilogram di pasar disebabkan beberapa faktor, salah satunya faktor cuaca. Intensitas hujan yang cukup tinggi terjadi di beberapa daerah yang menyuplai cabai ke Kota Bengkulu.

Ini disampaikan Kadis Perindag Kota Bengkulu Bujang HR melalui Erika Ariesanti selaku Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan, Kamis (22/2/24).

Erika memastikan hingga saat ini cabai merah kriting di pasar harganya belum melebihi Rp100 ribu perkilogram. Ia telah menurunkan tim mengecek harga cabai ke pasar-pasar dan tidak ada pedagang yang menjual cabai di atas Rp100 ribu.

“Tadi tim sudah turun lagi (ke pasar) dan sudah dilaporkan ke pusat. Harga cabai kriting di pasar Rp 100 ribu perkilogramnya,” sampai Erika.

Dikatakan Erika, faktor naiknya harga cabai dipengaruhi oleh cuaca. Sebab, kata dia intensitas curah hujan yang tinggi di beberapa daerah menyebabkan panen cabe terganggu.

“Ada juga banjir di beberapa wilayah. Cabai merah yang masuk ke Kota Bengkulu kan dari luar kota seperti dari beberapa kabupaten dan ada juga dari luar provinsi,” jelas Erika.

Terkait mengenai cuaca yang mempengaruhi harga cabai, Erika mengatakan pihaknya belum bisa memperkirakan kapan kondisi cuaca kembali normal sehingga panen cabai tidak terganggu dan harganya tidak melambung tinggi.

“Karena kami belum pernah berkoordinasi dengan BMKG mengenai cuaca. Kita berharap harga cabai dapat segera turun dalam waktu dekat. Tapi kalau selama cuaca masih seperti saat ini, sepertinya agak susah. Sebenarnya kenaikan cabai sudah dari tahun lalu dikarenakan cuaca kering, kalau tahun ini karena intensitas curah hujan cukup tinggi. Kita menghimbau agar masyarakat dapat mencoba memulai menanam cabai di perkarangan rumah,” demikian Erika. (Release/Media Center Dinas Kominfo Kota Bengkulu)