Beras Masih Menjadi Komoditas yang Dominan Memberikan Andil Inflasi

:


Oleh MC KOTA BENGKULU, Jumat, 2 Februari 2024 | 17:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 66


Bengkulu, InfoPublik – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyampaikan rilis terkait inflasi, Indeks Harga Konsumen (IHK), Nilai Tukar Petani (NTP) dan perkembangan statistik ekspor-impor, Kamis (1/2/24). Rilis disampaikan langsung Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal.

Rizal menyampaikan, khusus dengan inflasi disajikan data bulan Januari 2024. Dia mengatakan ada dua daerah yang dirilis pada bulan Januari 2024 yaitu Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko, sehingga data yang disajikan ada tiga indikator yakni inflasi Kota Bengkulu, Mukomuko, dan inflasi Provinsi Bengkulu.

Khusus Kota Bengkulu, untuk Januari 2024 disebutkan bahwa inflasi bulan ke bulan (m-to-m) Januari 2024 terhadap Desember 2023 adalah 0,15 %

Sedangkan (y-to-y) atau inflasi tahun ke tahun Desember 2023 terhadap Desember 2022 adalah 2,85 %.

“Memang makanan, minuman dan tembakau menjadi komoditas yang memberikan andil cukup tinggi dengan andil inflasi 1,71 dari inflasi 6,12. Memang beras masih menjadi komoditas yang dominan memberikan andil inflasi 0,78 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil deflasi yakni ikan dencis, minyam goreng dan lainnya,” beber Win.

Pada kesempatan itu pula Win menyampaikan terkait Nilai Tukar Petani (NTP). Ia mengatakan NTP Januari naik 1,08 persen (m-to-m) dengan rincian pada desember 2023 158,41. Sedamgkan Januari 2024 160,12 sehingga naik 1,08 persen.

Selain itu, dipaparian juga Perkembangan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP), yakni pada Januari 2024 naik 1,00 persen. Dimana pada Desember 2023 154,84 menjadi 156,39 di Januari 2024.

Win juga menjelaskan terkait Ekspor dan Impor. Untuk Desember 2023 nilai eksposr mencapai 26,95 juta US$ naik 134,13 persen dibanding November 2023. Komoditas yang paling banyak dieskspor adalah batu bara, karet, cangkang sawit dan kayu olahan.

“Tapi terkait ekspor impor ini saya belum bisa menyatakan atau menyimpulkan neraca apakah terjadi defisit atau surplus karena belum dapat pembanding data terkait impor karena diduga banyak barang yang masuk ke Bengkulu tapi tidak tercatat di beacukai,” ujar Win.(Release/Media Center Dinas Kominfo Kota Bengkulu)