Organisasi Wanita di Kalbar Bersinergi dalam Pencegahan Stunting

:


Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Senin, 6 November 2023 | 05:45 WIB - Redaktur: Juli - 26


Pontianak, InfoPublik - Sebagai upaya pencegahan dan penanganan Stunting, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, didampingi Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari memimpin Rapat Perjanjian Kerja Sama bersama Organisasi Wanita di Praja 1 Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Jumat (3/11/2023).

Adapun kerja sama dalam pencegahan dan penanganan Stunting di Kalimantan Barat turut dihadiri TP PKK Provinsi Kalimantan Barat dan Persit Kartika Chandra Kirana Daerah XII/Tanjungpura, Bhayangkari daerah Kalimantan Barat, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Wilayah Kalbar, Korcab XII Jalasenastri Armada I, PIA Ardhya Garini Cabang 19/D.I Lanud Supadio, Dharma Wanita Persatuan Provinsi Kalimantan Barat. Penandatangan kerja sama nantinya akan dilaksanakan pada 9 November 2023 dengan disaksikan langsung oleh Ketua Umum TP PKK Pusat.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah proses koordinasi dan fasilitasi dalam rangka pelaksanaan pencegahan dan penanganan stunting terpadu di Kalimantan Barat melalui bantuan pemikiran dan tenaga dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh para pihak.

Dalam kesempatan tersebut, Pj Gubernur Harisson menyampaikan mengenai turunnya angka Stunting di Kalimantan Barat yang masih terbilang lambat sehingga membutuhkan sinergitas dan kolaborasi dari seluruh stakeholder dalam menangani penurunan angka Stunting.

"Penanganan stunting itu harus banyak terobosan-terobosan. Sebab dia turunnya itu paling-paling hanya 2 persen. Dari tahun 2021 ke 2022 itu turunnya hanya 2 persen. Padahal targetnya itu 2024 harus 14%. Ini yang kami butuh sinergitas, kolaborasi dari semua stakeholder," ungkapnya.

Seperti diketahui, pengetahuan serta pola asuh dari orang tua yang rendah juga menjadi salah satu penyebab terjadinya Stunting pada anak, sehingga pencegahan Stunting tersebut harus dimulai dari remaja putri, pasangan pranikah, ibu hamil dan menyusui.

Untuk menangani salah satu penyebab terjadinya Stunting yang diakibatkan karena rendahnya pengetahuan dan pola asuh orang tua, Pj Gubernur Kalimantan Barat berharap kepada organisasi-organisasi wanita untuk dapat melakukan sinergisitas dalam meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pola asuh.

"Kan banyak penyebab stunting ini. Misalnya yaitu rendahnya pengetahuan Ibu-ibu terhadap pola asuh. Nah ini yang kita mau bahas dulu. Pengetahuan Ibu-ibu mengenai pola asuh ini sangat rendah. Mereka belum begitu paham. Nah sehingga pola asuh di keluarga-keluarga ini terhadap balita, baduta, bayi ini tidak begitu baik yang menyebabkan terjadinya stunting. Saya berharap kesediaan ibu-ibu dalam melakukan sinergisitas organisasi wanita dalam meningkatkan pengetahuan Ibu tentang pola asuh tentang gizi keluarga," harapnya.

Sementara itu, Pj Ketua TP PKK Provinsi Kalbar mengatakan bahwa sebetulnya dari setiap organisasi wanita sudah mempunyai program dan kegiatan masing - masing. Namun, dengan adanya kerjasama ini tentunya menjadi kekuatan besar, karena dapat menyinergikan, mengolaborasikan agar pencapaian hasilnya lebih maksimal.

Tak hanya itu, dalam penanganan penurunan angka stunting tentunya perlu ada langkah strategis dan inovasi dalam percepatannya.

"Kemarin kita (TP PKK Provinsi Kalbar) sudah memberikan inovasi gizi kepada remaja, ibu hamil, ibu yang mempunyai Baduta dan pada hari ini kita mencoba untuk mempersiapkan suatu naskah kesepakatan kerjasama bersama organisasi - organisasi wanita. Sebenarnya ini sudah kita laksanakan sendiri - sendiri setiap organisasi setiap program kegiatan, tentunya dengan sinergitas ini diharapkan mempunyai kemanfaatan yang lebih luas dan lebih besar," ungkapnya.

Rencananya sinergisitas organisasi wanita dan peningkatan pengetahuan gizi keluarga kepada ibu dan remaja putri ini akan di launching pada saat kedatangan ibu Ketua Umum PKK Nasional, Tri Tito Karnavian pada 9 November mendatang.(Adpim/irf)