- Oleh MC KAB HALMAHERA SELATAN
- Rabu, 17 Januari 2024 | 08:05 WIB
: skrining sosialisasi penularan virus HIV/AIDS
Oleh MC KAB. HALMAHERA SELATAN, Rabu, 13 September 2023 | 20:11 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 108
Halsel, InfoPublik - Virus HIV/AIDS di Halmahera Selatan mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
Menurut Kapala Bidang Penegak Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Halsel, Irvan Zam Zam, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, pihak Satpol PP bersama dengan Dinas Kesehatan dan steakholder terkait akan gencar melakukan pencegahannya dengan skrining terhadap pengunjung dan karyawan tempat-tempat hiburan (café).
Selain itu, memberikan pemahaman kepada pengunjung dan karyawan tempat hiburan tersebut. Skiring dan sosialisasi gabungan ini merupakan pembinaan ketentraman dan ketertiban pemberantasan penyakit masyarakat besifat persuasif melalui pola penyadaran dampak serius akibat penyakit infeksi menular seksual (virus HIV AIDS), Rabu (13/09/2023).
“Pola pembinaan persuasif pada beberapa lokasi Club malam di pusat Ibu kota Labuha ini berupa skrining sosialisasi melalui pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi indikasi penularan virus HIV/AIDS bagi pengunjung maupun penyedia jasa layanan hiburan malam oleh tim medis Dinas Kesehatan Kab Hasel,” jelas Irfan
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan Asia Hasyim, saat diwawancarai oleh tim Info publik Prokopim Halsel di ruang kerjanya bahwa telah melakukan deteksi terhadap jumlah kasus infeksi virus HIV/AIDS sejak tahun 2020 sampai dengan 2022 terdapat 88 kasus dan pada tahun 2023 terjadi peningkatan sebanyak 22 sehingga total kasus infeksi virus akibat kontak seksual ini menjadi 110.
Selain itu, kata Asia Hasyim, deteksi itu melalui skrining yang di lakukan oleh tim medis terhadap pengunjung di tempat tempat hiburan malam (cafe) dan sebagian besar kontrakan kos-kosan di Halmahera Selatan yang menemukan hasil positiv dengan jumlah yang melonjak tahun ini.
Asia Hasyim menambahkan bahwa terjadinya penularan itu disebabkan oleh kecendrungan oknum masyarakat tertentu terhadap pergaulan sex bebas dengan mereka yang telah terpapar infeksi firus HIV AIDS dan tanpa disadari mereka tularkan kepada orang lain.
“Butuh tindakan yang lebih ekstra dengan melibatkan berbagai pihak berkopoten dari hulu hingga ke hilir. Teknisnya berada pada Dinas Kesehatan untuk melakukan deteksi melalui skrining maupun sosialisasi terhadap masyarakat agar temuan kasus dapat terdeteksi selanjutnya dilakukan langkah penanganan untuk memutus mata rantai penyebarannya," ungkapnya Asia.
Hal ini telah menjadi program rutinitas dalam standar pelayanan masyarakat pada Dinas Kesehatan, hanya saja akhir- akhir ini lebih digencarkan karena mengingat terjadi peningkatan jumlah kasus yang bisa dikatagorikan darurat dalam tahun 2023 ini.
"Perlu kerja sama untuk memberikan pemahaman sosialisasi penyadaran terhadap masyarakat Halsel bahwa kasus penularan virus HIV/AIDS ini sudah cukup tinggi yang terjadi akibat penularan hubungan seks bebas maupun transfusi darah melalui kontak fisik dengan oknum penderita," ujar Asia Hasyim.
Karenanya, ia menghimbau bagi mereka yang pola hidupnya mulai berubah pada kecenderungan pergaulan seks bebas, agar lebih hati- hati dan lebih waspada serta bisa menjaga diri, atau menggunakan pengaman saat terjadi kontak, tetapi sangat lebih baik lagi jika adanya kesadaran untuk menghindari.
"Sedangkan bagi mereka yang berada dalam lingkungan terdeteksi terpapar kasus infeksi HIV/AIDS tidak menjamin mereka tidak melaksanakan aktifitas kontak seksual, sihingga perlu ada langkah dari pemerintah untuk menghentikan mereka dari aktifitas hiburan malam. Jika perlu mereka yang telah terdeteksi ini dapat di daya gunakan pada pekerjaan yang lain yang bisa menjadi tumpuhan hidup agar tidak lagi menularkan virus berbahaya itu," tutup Kedinkes Halsel Asia Hasyim