Oleh MC KAB SUMENEP, Minggu, 3 September 2023 | 03:00 WIB - Redaktur: Tobari - 11
Sumenep, InfoPublik - Kamis, 31 Agustus 2023 merupakan hari istimewa dan bersejarah bagi SDN Pangarangan III. Sebab, secara historis, memiliki kisah yang unik dibandingkan dengan umumnya sekolah dasar lainnya. Karena itu, setiap tahun diadakan Dies Natalis (ulang tahun berdirinya).
Dies Natalis yang merupakan Ulang Tahun ke-92 SDN Pangarangan III, selain melibatkan semua warga sekolah, juga dihadiri oleh pengawas bina, komite sekolah, paguyuban kelas, hingga pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
Kepala SDN Pangarangan III, Zainal, mengungkapkan sekilas sejarah singkat, SDN Pangarangan III yang didirikan oleh Raden Muhammad Saleh Werdisastro, putera asli Sumenep, lahir 15 Februari 1908 dari pasangan R. Musaid Werdisastro dan R. Ayu Aminatuszuhra, yang ayahnya adalah seorang cendekiawan dan budayawan Madura yang berhasil menyusun buku ”Babad Songenep” (Sejarah Sumenep).
"SDN Pangarangan III berdiri pada 31 Agustus 1931 dengan nama Particulere Holland Indische School (PHIS) Soemekar Pangabroe," jelasnya.
Dijelaskan, Raden Muhammad Saleh Werdisastro menggagas berdirinya PHIS Soemekar Pangabroe, karena keprihatinannya terhadap anak-anak pribumi yang tidak mempunyai peluang besar mengenyam pendidikan.
Karena waktu itu hanya ada Holland Indische School (HIS) atau sekolah negeri untuk anak-anak Belanda dan priyayi. Dan menurut salah satu sumber HIS yang dimaksud adalah SDN Pajagalan I sekarang.
"Karena rasa prihatin yang mendalam tersebut, ia kemudian mendirikan sekolah swasta resmi pertama di zaman Belanda untuk anak-anak pribumi, atau masyarakat kelas bawah," ulasnya.
Sedangkan, Raden Muhammad Saleh Werdisastro sendiri memiliki karir cemerlang, di antaranya pernah menjadi komandan tentara Pembela Tanah Air (PETA), menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) untuk wilayah Yogyakarta.
Lebih lanjut Zainal menjelaskan, salah satu dari lima putranya yang masih hidup sekarang adalah Prof. DR. Ny. Badriyah Rifai, SH, guru besar di Universitas Hasanudin, Makassar.
Bahkan, ia juga sebagai salah seorang pendiri Universitas Gadjah Mada dan Universitas Surakarta serta menjadi Wakil Wali Kota Yogyakarta, Residen Kedu, dan Wali Kota Surakarta untuk dua periode. Dan terutama penghibah sekaligus pendiri PHIS Soemekar Pangabroe (SDN Pangarangan III sekarang). Hingga ia wafat pada 14 Mei 1966 dan dimakamkan di samping KH. Ahmad Dahlan.
Di samping itu, pada era 1970-an, PHIS Soemekar Pangabroe berganti nama menjadi Sekolah Teladan Karembangan. Kemudian Karembangan dipecah menjadi SDN Pangarangan III dan IV, dan kini melebur menjadi satu dengan nama SDN Pangarangan III Sumenep.
"Sungguh rasa syukur yang tak terhingga atas jasanya telah mendirikan PHIS Soemekar Pangabroe yang sekarang bernama SDN Pangarangan III, sehingga anak-anak pribumi dapat menikmati pendidikan," katanya.
Sementara Ketua Pelaksana Kegiatan, S. Herianto, menjelaskan, Dies Natalis tersebut merupakan salah satu bentuk rasa syukur, sehingga SDN Pangarangan III setiap tahun, mengenang dan merayakan momen berdirinya SDN Pangarangan III.
"Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk rasa syukur, yakni diawali sejak 29 Agustus 2023, kami melaksanakan lomba-lomba unik merayakan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, satu hari pembelajaran," jelasnya.
Sedangkan, Rabu (30/08/2023) kemarin, dilaksanakan lomba mewarnai untuk Fase A dengan tema Stop Bullying dan untuk Fase B dan C dengan tema yang sama dalam bentuk lomba poster. Dan bersamaan juga dilaksanakan lomba melantunkan Selawat Asygil perkelas dengan juri Kak Arman, Ustad yang juga Pembina Pramuka.
Jadi menurut Herianto, keseluruhan acara dibingkai dengan tema “Berusaha Lebih Baik Setiap Hari.” Dan, puncaknya pada 31 Agustus 2023, peringatan hari jadi SDN Pangarangan III dengan acara utama Selawat Asygil secara massal dengan iringan Jam’iyah Hadrah Banjari Cilik “At-Tihami” SDN Pangarangan III dan lantunan Selawat versi mix dengan iringan gamelan dan band cilik Karembangan, binaan Hairullah.
"Di akhir acara kami laksanakan pembacaan Tahlil dan kirim doa untuk Raden Muhammad Saleh Werdisastro dan keluarganya dipimpin oleh Habib Abdul Qodir Faqih bin Faqih. Diakhiri dengan doa, ramah tamah, dan pengumuman pemenang lomba," pungkasnya. ( Ren/Fer/toeb )
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id