- Oleh MC KAB BALANGAN
- Selasa, 16 Juli 2024 | 09:36 WIB
: Foto Bersama Naga Balangan dan HSU
Oleh MC KAB BALANGAN, Senin, 28 Agustus 2023 | 20:38 WIB - Redaktur: Tobari - 112
Balangan, InfoPublik - Ikatan Nanang Galuh (Inaga) Kabupaten Balangan dan Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan mempromosikan serta mengeksplorasikan wisata alam, budaya dan sejarah yang ada dimasing-masing daerah.
“Kegiatan kolaborasi untuk mengeksplor tempat wisata ini tentunya sangat positif untuk dilaksanakan, selain mempromosikan tempat wisata juga menjalin silaturahmi sesama duta wisata,” kata Ketua Inaga Balangan Ahmad Fajar di Balangan, Senin (28/8/2023).
Menurut Fajar, Nanang Galuh ini sangat berperan dalam nilai pendidikan khususnya pengetahuan tentang sejarah alam dan budaya pada masing-masing daerah.
Saat di Balangan lanjut Fajar, Ikatan Nanang Galuh Balangan dan HSU mengunjungi situs cagar budaya Benteng Tundakan bersama juru pelihara di sana untuk mempelajari tentang cagar budaya tersebut.
Fajar menjelaskan, cagar budaya Benteng Tundakan di Kecamatan Awayan itu adalah sebagai tempat berlindungnya para pejuang perang Banjar pada abad ke-18 yang melibatkan pahlawan Tumenggung Jalil sebagai tokoh sentralnya.
Kemudian setelah mengunjungi cagar budaya Benteng Tundakan, mereka mengunjungi objek wisata cagar budaya prasejarah Gua Debu di Desa Sungsum, Kecamatan Tebing Tinggi.
“Gua Debu dijuluki karena konon katanya Gua tersebut selalu berdebu walaupun musim hujan sekalipun, dan dahulu di Gua Debu merupakan tempat tinggalnya manusia purba, hal itu dipercayai karena adanya peninggalan tulang belulang di dalam gua,” jelas Fajar.
Fajar menambahkan, tujuan terakhir adalah mengunjungi wisata alam yang tidak jauh dari Gua Debu yaitu Sungai Maranting, di sana Inaga Balangan dan HSU mengadakan banding yang bertujuan menumbuhkan ikatan emosional dan keakraban agar terjalin dengan dengan baik.
Sementara itu perwakilan Nanang Galuh HSU Meisya juga mengapresiasi kegiatan kolaborasi yang dilakukan Inaga Balangan dan HSU, menurutnya kegiatan ini dilaksanakan sesuai program kerja triwulan, yang mana setiap nanang maupun galuh wajib mempunyai satu program kerja triwulan.
“Sebagai duta kebudayaan hendaklah kita mengenali kebudayaan daerah lain, karena ragam kebudayaan sendiri tersusun dari suku dan adat istiadat,” ujar Meisya. (MC Balangan/rd/toeb)