:
Oleh MC Kabupaten Semarang, Rabu, 5 Juli 2023 | 22:05 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 72
Ungaran, InfoPublik - Bupati H Ngesti Nugraha memerintahkan semua pihak untuk mendukung percepatan penanganan tengkes atau stunting di Kabupaten Semarang. Menurutnya, semua pihak patut berpartipasi agar masalah kesehatan dan kemanusian itu dapat segera tuntas. “Terjadi penurunan angka stunting hingga sekitar empat persen dalam setahun ini. Namun perlu terus dilakukan langkah terobosan dan dukungan semua pihak termasuk swasta agar segera tuntas,” tegas Bupati saat membuka acara rembug stunting tingkat Kabupaten Semarang di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Jl Ahmad Yani, Ungaran, Rabu (5/7/2023) pagi.
Acara rembug stunting diikuti perwakilan perangkat daerah, para Camat, Kepala Desa dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Meski menunjukkan penurunan yang signifikan, Bupati tetap meminta edukasi dan sosialisasi tentang penanganan stunting lebih digiatkan sampai ke tingkat keluarga sasaran. Data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan, pada tahun 2022 tercatat jumlah kasus stunting sebanyak 3.284 anak. Angka itu turun di awal tahun 2023 sebanyak 3.190 anak.
Selain berasal dari dana APBD dan dana desa, kelurahan juga akan diminta menganggarkan dana penanganan stunting. Sedangkan perusahaan swasta diimbau membantu lewat program Corporate Social Responsibility (CSR). “Hari ini sebuah perusahaan jamu di Bergas akan menyerahkan bantuan untuk penganangan stunting di lima desa dan kelurahan sekitar,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula ditanda tangani kesepakatan rembug stunting Kabupaten Semarang, Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Semarang, Ketua Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) H Basari dan Ketua TP PKK Hj Peni Ngesti Nugraha.
Wakil Bupati Semarang H Basari yang juga ketua TPPS menegaskan tidak ada lagi stunting karena kurang gizi tahun depan.
Kepala Dinas P3AKB, Dewi Pramuningsih melaporkan saat ini ada 811 tim pendamping keluarga (TPK) yang bertugas mencegah secara dini terjadinya stunting. Mereka mengawasi 12.434 bayi dibawah dua tahun (baduta), 826 calon pengantin serta 4.571 ibu hamil. (*/junaedi)