Ketum PK RI, Pentingnya Paradigma Baru Pengelolaan Organisasi

:


Oleh MC KAB KEP TANIMBAR, Minggu, 2 Juli 2023 | 05:22 WIB - Redaktur: Fajar Wahyu Hermawan - 371


Saumlaki, InfoPublik - Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Republik Indonesia, Stefanus Asat Gusma saat memberikan sambutan dalam Pelantikan Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Cabang Kabupaten Kepulauan Tanimbar, mengingatkan pengurus dan kader PK untuk merubah paradigma lama menjadi paradigma organisasi modern.

Hal ini sejalan dengan visi atau misi pemuda katolik tentang transformasi yang atinya ada paradigma baru di dalam pengelolaan organisasi.

“Era baru seperti apa? yang pertama, tentunya hal-hal yang bersifat politis, permainan forum, voting, interupsi, pengerahan pengambilan suara pemilih, itu menurut saya sudah masuk era organisasi model lama,” Jelas Ketum PK RI Stefanus di Hotel Galaxy Jl. Ki Hajar Dewantara, Saumlaki, Jumat (30/6/2023).

Menurut Stefanus, di luar sana ada anak-anak muda yang hari ini telah berproses secara alamiah. Meraka mulai belajar sendiri melalui referensi yang ada di internet dan mereka sudah mulai menguasai berbagai macam soft skill.

Maka Pemuda Katolik dan organisasi kepemudaan sudah harus merubah paradigma pengelolaan organisasi. “Saya selalu menekankan di semua forum, baik itu Muskomcab (Musyawarah Komisariat Cabang) maupun Muskomda, Bawa energi yang dipakai setelah Muskomcab atau Muskomda itu adalah energi konsolidasi, bukan energi untuk membersihkan residu-residu pasca pemilihan kepengurusan baru," jelasnya.

Perlu saya titik beratkan pada rekan-rekan sekalian bahwa berdasarkan laporan karteker dan ketua pelaksana masih ada residu pasca pemilihan, meskipun itu biasa namun menurut saya di tengah hadirnya Pemuda Katolik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini harus segera diselesaikan.

Stefanus kemudian menekankan tentang era organisasi modern yang telah ditetapkan secara nasional oleh PK. “Maka saya tekankan kepada teman-teman bangunlah 7 cluster yang sudah menjadi kebijakan nasional,” cetusnya.

Tujuh cluster dimaksud adalah Mahasiswa dan OMK (Orang Muda Katolik); ASN (Aparatur Sipil Negara); Politisi; UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan Pengusaha;  lawyer (pengacara) dan akademisi.

Dari cluster itulah dapat mengagregasi program untuk kolaborasi dengan pemerintah daerah. “Sekarang era kolaborasi. Pemuda Katolik punya sumber daya apa? Pemda punya program apa? Kita jalan bersama,” Ujar Stefanus mencontoh.

Karena itu PK mendorong kerjasama, kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga. Pada masa kepemimpinannya, Stefanus telah melakukan kerjasama dan mulai membangun komunikasi kembali dengan pemerintah.

Dia mencontohkan bagaimana kolaborasi pemuda katolik dengan stakeholder lainnya. “yang punya potensi profesional (lawyer), buatlah rumah konsultasi hukum sebagai program, sehingga kalau ada kebutuhan dari masyarakat, Pemuda Katolik hadir langsung secara konkrit. Atau bisa juga, teman-teman yang punya passion UMKM.

Secara nasional PK sudah bukakan jalur mulai dari Kementerian BUMN, dengan memiliki 5 pertashop, dengan menggunakan aplikasi Petra Digital, ada juga yang sudah diatur oleh Kementerian Desa yang namanya aplikasi Desa terhubung, yang sudah menjadi pailot project di Kabupaten Semarang.

PK juga menyediakan anggaran setiap kegiatan Komda sebesar 15 juta rupiah per kegiatan. Perjanjian kerjasama (MoU) dengan Goto (Gojek Tokopedia), juga MoU dengan Alfamart untuk menaruh produk-produk, dan konsen terhadap TPPO (Tindak Pidana Penjualan Orang).

“sekarang pertanyaannya, apakah teman-teman mampu menyambut itu dan mengangkat itu sebagai suatu program dalam organisasi,” Tantang Stefanus.

Menurut Stefanus, PK punya patokan 3 goals dalam semua event pemuda katolik yaitu Goal Politik, Event dan Media.

Goals Politik yaitu kemampuan menghadirkan para pemimpin atau poitisi. Goal Event, artinya persiapan pelaksanaan kegiatan yang baik. dan Goal ketiga, adalah Goal Media artinya setiap kegiatan hari ini dampak medianya harus besar.

“Karena ini era digital, tolong, semua akun sosmed nanti diaktiviasi," Harapnya.

Stefanus juga menceritaka bagaimana membuat gempar media sosial saat pandemic melanda tanah air. Pada saat covid-19 mulai naik di awal. PK membuat gerakan angkat 1 saudara,.dengan maksud memastikan bahwa tetangga di depan, belakang, kiri kanan, tercukupi kemampuan konsumsi dasarnya selama dua minggu karena pada saat itu PPKM berlaku 14 hari.

Singkat cerita, di suatu hari tepat di hari Jumat, secara serempak PK memposting bahwa seluruh Indonesia bergerak melakukan gerakan angkat 1 saudara. Dan di jam yang sama secara serempak 34 provinsi bergerak, padahal hanya 34 oang saja yang akatif.

“Nah ini seolah-olah banyak, tapi karena dibuzzer, medianya mejadi besar. Dan kita menjadi organisasi pertama dengan Kementerian Sosial saat itu. Dipecaya untuk memgelola ratusan ribu paket sembako dan didistribusikan ke sluruh Indonesia,” kata dia.

Lanjutnya, “Jadi maksud saya, saudara” sekalian, era pengelolaan organisasi gaya baru ini menjadi penting dan menjadi latihan kita bersama,” tutup Stefanus. (MC Kabupaten Kepulauan Tanimbar/Rifut)