Pemkab Aceh Selatan Gelar Upacara Hari Otonomi Daerah XXVII sekaligus Hardiknas

:


Oleh MC KAB ACEH SELATAN, Selasa, 2 Mei 2023 | 20:53 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 136


Aceh Selatan, InfoPublik - Pemkab Aceh Selatan menggelar upacara peringatan Hari Otonomi Daerah ke XXVII sekaligus Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 di Halaman Kantor Bupati Lama, Selasa (2/5/2023).

Hadir Forkopimda Plus, asisten Setdakab, staf ahli kepala daerah, kepala SKPK, kabag Setdakab, camat Tapaktuan, pimpinan instansi vertikal, organisasi, pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemkab Aceh Selatan, siswa/siswi dan insan pendidikan, insan pers, dan undangan lainnya.

Membacakan pidato Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, Sekda Aceh Selatan Cut Syazalisma menegaskan, esensi filosofis dari otonomi daerah adalah desentralisasi kewenangan, agar daerah mencapai kemandirian fiskal, salah satunya dengan menggali potensi sumber daya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta memacu percepatan dan pemerataan pembangunan.

Selama ini, otonomi daerah telah memberikan dampak positif, dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan yang ditandai dengan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bertambahnya PAD, dan kemampuan fiskal daerah," ucap sekda.

"Melalui program peningkatan pembangunan produk dalam negeri (P3DN), pemerintah berupaya untuk mendorong masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, pemerintah juga menargetkan pada tahun 2023, angka stunting anak turun menjadi 17 persen secara nasional, katanya.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional, pemerintah melalui Mendikbudristek telah meluncurkan 24 episode Merdeka Belajar, hal ini bertujuan untuk membawa kita semakin dekat dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara, yaitu mewujudkan Pendidikan yang menentukan bakat, minat, dan potensi peserta didik, agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan anggota masyarakat.

"Hadirnya platform “Merdeka Mengajar”, yang memberikan ruang untuk bebas berinovasi di kelas, serta mendorong pengembangan karakter dan kompetensi tenaga pendidik, hal itu berdampak pada seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang difokuskan pada mengukur kemampuan literasi dan bernalar," ungkap Cut Syazalisma.

Lanjutnya, para mahasiswa yang dulu hanya belajar teori dalam kelas, sekarang bisa mencari pengetahuan dan pengalaman di luar kampus dengan hadirnya program “Kampus Merdeka”, para kepala sekolah dan kepala daerah juga dapat melakukan data “Asesmen Nasional” di platform “Rapor Pendidikan”, untuk melakukan perbaikan kualitas layanan Pendidikan, di wilayahnya masing-masing.

"Bersama-sama kita telah membuat sejarah baru dengan Gerakan Merdeka Belajar, Transformasi yang massif ini sudah sepatutnya disyukuri, karena semuanya adalah hasil dari kerja keras dan Kerjasama kita semua," tutupnya.