3 Aksi Pecepatan Penurunan Stanting Digagas TPPS KKT

:


Oleh MC KAB KEP TANIMBAR, Selasa, 14 Februari 2023 | 21:32 WIB - Redaktur: Tobari - 284


Saumlaki, InfoPublik - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) mengagas 3 aksi dalam usaha mempercepat penurunan tingginya angka stunting di kabupaten berjuluk duan lolat.

Ketiga aksi tersebut dipaparkan dalam kegiatan launching Aksi Gesit di lobby lantai 2 Kantor Bupati Kepulauan Tanimbar pada Selasa, (14/2/2023).

Aksi Gesit atau Gerekan Sweri Stunting dikemas dalam 3 aksi yaitu, gerakan orang tua asuh, gerakan menanam pohon kelor, dan gerakan pembangunan dan pemanfaatan rumah singgah untuk stunting dan posyandu sesuai kearifan lokal.

“Gerakan orang tua asuh bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membantu balita stunting.” Ujar Wakil Ketua TPPS KKT, Rosias Kabalmay menjelaskan ketiga aksi tersebut dalam sambutan pembukaan kegiatan.

Gerakan ini menggerakan semua stakeholder yang terdiri dari Forkopimda dan pejabat struktural eselon II dan III pada pemerintah kabupaten kepulauan tanimbar melalui pola pendekatan organisasi perangkat daerah.

Diharapkan pendampingan orang tua asuh dapat berupa bantuan telur, susu dan ikan maupun bantuan keuangan secara sukarela. “Gerakan ini bersifat terbuka yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.” ungkap Kabalmay.

Gerakan kedua adalah gerakan menanam pohon Kelor pada semua desa dan kelurahan dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk memenuhi gizi keluarga.

Diharapkan perkembangan penanaman pohon kelor dapat dipantau perkambangnya dengan baik disajikan dalam laporan secara berjenjang mulai dari tingkat desa.

Ketiga, gerakan pembangunan dan pemanfaatan rumah singgah untuk stunting dan posyandu sesuai kearifan lokal.

Hal ini bertujuan memberdayakan masyarakat secara terpadu untuk memenuhi asupan gizi ibu hamil, ibu menyusui dan Baduta (bawah dua tahun) atau kelompok 1000 HPK (Hari Pertama Hidup).

Seribu hari pertama kehidupan (lebih sering disingkat sebagai 1000 HPK) merupakan masa awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan (janin masih di dalam kandungan), masa bayi hingga anak berusia 2 tahun.

Dalam periode ini terjadi proses pembentukan dan perkembangan yang sangat cepat, dan hal ini sangat menentukan status kesehatan fisik, kesehatan dan kecerdasan (kognitif) pada masa yang akan datang.

Jika gizi tidak diberikan secara optimal, maka anak tidak bisa mencapai tinggi badan potensial (menjadi lebih pendek).

Daya tahan tubuh tidak optimal, perkembangan kognitif menjadi tidak optimal (penurunan IQ), peningkatan resiko obesitas serta penyakit degeneratif pada masa dewasa nanti.

Jangka panjang, hal ini akan berdampak negatif terhadap kualitas generasi bangsa yang akan datang.

“Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa tindaklanjut dari launching Gesit (Gerakan Sweri Stunting) hari ini adalah Penyusunan Petunjuk Teknis pelaksanaan sweri stunting.” ucap Utha sapaan akrab Kepala Bappeda KKT tersebut.

Gesit akan dijadikan salah satu inovasi daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting di Tanimbar..

Untuk diketahui, Sweri dalam bahasa lokal artinya larangan/peringatan untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam suatu objek/tempat/lokasi/pekerjaan, ditandai dengan pemasangan janur kelapa.

Kegiatan yang dilakukan bertepatan dengan hari kasih sayang (Valentine day) tersebut, mengusung tema, “Perangi Stunting Dengan Cinta Kasih.” (MC Kabupaten Kepulauan Tanimbar/Wind/ toeb)