Sejumlah Pendeta Ikuti Pelatihan  dan Sertifikasi Mediator

:


Oleh MC KAB SORONG, Senin, 30 Januari 2023 | 21:16 WIB - Redaktur: Tobari - 268


Sorong, InfoPublik – Sejumlah pendeta di daerah ini mengikuti pelatihan dan sertifikasi mediasi.

Kegiatan yang berlangsung di Rumah Singgah Yayasan Lembah Kladuk, Kelurahan Klawumuk, Distrik Aimas, dibuka Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Moso, S.Sos, MM, diwakili  Asisten 1 Setda  Adi Bramantyo,S.IP, M.Si, Senin (30/1/2023).

Dijelaskan, kegiatan pelatihan  dan sertifikasi mediator dalam mendukung peran aktor lokal (tokoh agama) dalam upaya penyelesaian berbagai sengketa/konflik secara holistik menggunakan pendekatan non litigasi sebagai seorang mediator untuk perdamaian.

Pada kesempatan itu, Adi  menyampaikan terima kasih atas kehadiran bapak/ ibu pendeta, dan juga pihak Kladuk,  yang telah membantu Pemda dalam melaksanakan kegiatan ini sebagai peace maker (pembuat perdamaian),  dan semoga dapat membawa perubahan bagi kita semua.

Masyarakat adalah umat yang harus kita layani dengan kasih. Gereja mempunyai tanggung jawab besar dalam melakukan pelayanan kepada umatnya agar mereka merasakan benar adanya kehadiran gereja dalam menjawab segala pergumulan mereka dalam kehidupannya.

Dalam meningkatkan kualitas pendeta di Klasis GKI  Malamoi, sambung Adi,  sebagai peace maker dalam bidang pelayanan sosial,  yang holistik merupakan pelayanan yang dilakukan secara utuh melalui pemberitaan injil dapat menjawab kebutuhan manusia secara rohani dan jasmani.

Pelayanan holistik juga merupakan pelayanan yang meliputi koinonia (persekutuan), pelayan marturia (kesaksian) dan pelayan dilakonia (kasih).

Saat ini masyarakat sedang menunggu kehadiran kita sebagai pemerintah dan gereja dalam melakukan pelayanan sosial yang holistik, katanya.

“Dalam melakukan pelayanan holistik ini dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama antara gereja dan pemerintah, agar melayani benar-benar tepat sasaran,”imbaunya.

Adapun tujuan dari kegiatan ini,  yaitu agar para pendeta sebagai pemimpin umat dapat memiliki skill (keahlian) untuk melakukan pelayanan bagi masyarakat,  yang tidak terbatas pada gereja , tapi dapat menjangkau  dunia secara holistik.

Semoga,  dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan manfaat dan pemahaman kepada kita semua untuk tetap dan terus melakukan pelayan sosial holistik,  tanpa batas kepada semua warga masyarakat, yang adalah umat Tuhan  harus dilayani dengan hati dan kasih, tanpa ada perbedaan suku, ras dan agama, imbau Adi mengutip sambutan Pj Bupati Sorong.

Kepada para pendeta nantinya bisa menjadi pemimpin gereja yang hebat dalam melakukan pelayan holistik kepada semua orang berdasarkan ajaran Kristus untuk terus menjawab kebutuhan manusia secara jasmani dan rohani.

Atas nama Pemda Kabupaten Sorong, ia  menyampaikan terima kasih kepada pihak Yayasan Lembah Kladuk Papua,  yang hari ini telah berkerja sama dengan Pusat Bantuan Mediasi GKI di tanah Papua dalam melakukan pelatihan kepada pendeta-pendeta yang ada di Klasis Malamoi.

Di akhir sambutan, ia  berharap akan ada manfaat dari pelatihan ini, dalam menghasilkan para pendeta yang berkualitas dalam melakukan pelayanan sosial,  yang bersifat holistik kepada masyarakat tanpa batas, baik secara jasmani dan rohani.

Sementara itu, Direktur Pusat Mediasi GKI Jack Merril  Ibo S.Th, M.Si menjelaskan pusat bantuan mediasi GKI adalah sebuah lembaga yang didirikan GKI di tanah Papua dan posisinya independen.

Dan,  sejak tahun 2019 sampai sekarang, kami salah satu lembaga yang terakreditasi oleh Mahkamah Agung.

Pada April  2022  kami dipercayakan sebagai salah satu lembaga yang diakreditasi oleh Mahkamah Agung, sehingga kami juga memiliki kewenangan akreditasi kepada peserta-peserta yang akan kami latih, ujarnya. .

“Untuk mendapatkan akreditasi bukan suatu hal yang mudah, dan telah banyak kita lewati. Entah itu melalui  kurikulum dan lain-lain,  sehingga kami bisa melakukan akreditasi,” jelasnya.

Begitu terakreditasi kami langsung terjun. Kami sudah banyak melatih banyak pendeta.

Selain itu  juga telah kami telah  melatih dua Polres dan juga pengacara. Artinya,  semua orang harus bisa menjadi mediator (penghubung),  yang selalu bisa membawa damai sukacita.

“Kami betul-betul memberikan konsentrasi yang penuh untuk melatih. Karena kita harus mempunyai pikiran dan sembagat baru untuk membangun Papua,”ucap Merril.

Dia berharap, Pemda Kabupaten Sorong juga harus ikut mendukung. Walaupun kita di gubuk, tapi itu terasa seperti di istana, karena rasa itu harus lebih penting dari pada fisik.

Kami  sangat dikejutkan dengan peristiwa di Sorong dan itu betul-betul membuat kami sedih. Di mana,  manusia dibunuh seperti binatang pada kejadian baru-baru ini.

“Kita ini bukan bangsa kanibal. Dan,  kita ini orang- orang merdeka yang punya hati. Terkait kasus pembunuhan manusia dengan dibakar, dan pembunuhan manusia di atas tanah ini harus dikutuk,” tegasnya.

Dia menambahkan, target kami semua orang di Papua harus belajar mediasi. Semua orang yang belajar mediasi selalu mempunyai mindset (pola pikir) yang baru. Karena kita selalu bicara konflik seolah-olah itu orang berkelahi.

Kami secara nasional bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Mediasi di Jakarta. Dan,  ini mempunyai visi yang sama untuk memperjuangkan kelas-kelas di Papua.

Bahkan dengan adanya perjuangan itu di Papua, dan Mahkamah Agung sangat-sangat mendukung pihaknya.

Terima kasih kepada  Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong,  dan juga Yayasan Lembah Kladuk Papua, yang telah mendukung dan memfasilitasi kegiatan ini, tuturnya.(MC Kab. Sorong/Bayu/rim/ toeb)