:
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Jumat, 23 Desember 2022 | 21:16 WIB - Redaktur: Tobari - 392
Raja Ampat, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Administrasi Kepedudukan Pencatatan Sipil Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) melaksanakan sosialisasi Pembinaan, promosi dan konseling kesehatan reproduksi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Raja Ampat.
Kegiatan promosi dan konseling kesehatan yang dilaksanakan di Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat, Kamis, (22/12/2022) tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen dan tekad Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam mengatasi stunting yang presentasinya jauh dari standard nasional.
Kegiatan yang dihadiri pelaku Kesehatan dan sejumlah elemen masyarakat Raja Ampat tersebut dibuka Asisten III Setda Raja Ampat, Ferdinand Rumsowek dan dihadiri Kepala Dinas AdmindukCapil P2KB Papua Barat yang diwakili Kepala Bidang KB, Freddy Isir, SE,MM dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan , Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Raja Ampat, Ati Rumadaol, S.Kep.
Asisten III Setda Raja Ampat, Ferdinand Rumsowek menyambut baik dilaksanakan kegiatan tersebut. Bagi Ferdinand Rumsowek yang mewakili Pemda Raja Ampat mengakui kegiatan sosialisasi tersebut sebagai wujud tekad Pemprov Papua Barat dan Pemkab Raja Ampat dalam menurunkan angka stunting di kabupaten tujuan wisata dunia tersebut.
Ferdinand Rumsowek menjelaskan pemerintah sangat menyadari keseluruhan program keluarga, kependudukan dan keluarga berencana dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Karena itu, dirinya mengakui kegiatan pembinaan, promosi dan konseling Kesehatan yang dilaksanakan Pemprov Papua Barat sebagai upaya melibatkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah dan sector swasta dalam upaya percepatan penurunan stunting di Raja Ampat.
Sementara itu, Kepala Bidang KB, Dinas Administrasi Kepedudukan dan Catatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat, Freddy Isir, SE, MM mengakui presentasi stunting di Papua Barat masing tinggi. Dan Raja Ampat mencapai angka 31 %.
“Targetn Nasional pada tahun 2024, presentasi stunting harus mencapai angka 14 %, sementara di Papua Barat ini angkanya masih tinggi dan Raja Ampat masih berada di 31 %,” ujar Freddy Isir.
Dirinya meminta dalam mempercepat penurunan presentasi stunting tersebut maka dibutuh keterlibatan semua pihak dan elemen masyarakat.
Sementara itu, dalam pemaparannya Freddy Isir menjelaskan faktor potensial penyebab stunting adalah sepeti kurangnya asupan gizi selama kehamilan, kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi,
Posyandu yang tidak lengkap, terbatasnya akses pelayanan kesehatn akses air bersih dan sanitasi.
“Dampak stunting itu adalah terganggunya perkembangan otak, adanya gangguan metabolisme serta menurunya kemampuan kognitif pada anak,” ujar Freddy Isir dalam paparannya.
Selain nara sumber dari Papua Barat, Sosialisasi tersebut juga di warnai pemaparan materi Kesehatan Reproduksi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Raja Ampat yang disampaikan Kabid Perlindungan Perempuan, Nur Afni Buatan.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Raja Ampat, Ati Rumadaol, S.Kep kepada media mengaku sangat mendukung dan memberi apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Papua yang melaksanakan kegiatan tersebut di Raja Ampat.
Dirinya meminta semua pihak di Raja Ampat baik masyarakat, pemerintah, dunia Pendidikan, pelaku usaha, LSM, tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersatu padu mengatasi dan menurunkan stunting di Raja Ampat.
“Mari kita sama-sama bersatu padu dan satu hati menekan angka stunting di Raja Ampat sehingga presentasi stunting di Raja Ampat mencapai angka standart nasional,” kata Ati Rumadaol. (Petrus Rabu/Mc.Kab.Raja Ampat/toeb)