Hari Guru Nasional 2022, Momentum Semangati Pendidik di Blora untuk Berinovasi

:


Oleh MC KAB BLORA, Jumat, 25 November 2022 | 18:19 WIB - Redaktur: Juli - 205


Blora, InfoPublik - Momentum peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyemangati para pendidik di Blora untuk berinovasi mencerdaskan anak bangsa.

Upacara bendera HGN 2022 dan HUT  ke-77 PGRI digelar di beberapa tempat di wilayah kecamatan. Salah satunya dilaksanakan dengan khidmat dan tertib di lapangan SMK Negeri 1 Blora dipimpin Camat Tunjungan, Suharto, Jumat (25/11/2022).

Pada upacara itu, Camat Tunjungan membaca pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Mendikbud Ristek menyampaikan tema HGN 2022 Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar.

"Tiga tahun yang lalu, kita melepas jangkar dan membentangkan layar kapal besar benama Merdeka Belajar. kebaikan pulau dari Sabang hingga Merauke sudah kita lewati, laut dengan ombak tinggi dan angin kencang sudah kita hadapi," jelas Mendikbudristek. 

Ketangguhan ini didorong oleh kemauan untuk berubah, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak lagi sesuai dengan tantangan dan kebutuhan zaman.

Hal ini lanjutnya, juga didorong oleh semangat untuk terus memperbaiki, menciptakan perubahan dan kebaruan yang membawa melompat ke masa depan.

"Mungkin di antara kita sampai hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan," ungkapnya.

Disampaikan bahwa, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat nyaman. Jika masih nyaman, artinya kita tidak berubah.

Lebih lanjut disampaikan bahwa, sebenarnya, bukan hanya guru yang terus didorong untuk berubah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga memacu diri untuk mengubah, mengubah cara pandang dan cara kerja dalam memberikan layanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik.

"Platform Merdeka Mengajar yang kami luncurkan pada awal tahun ini, sepenuhnya kami rancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi," kata Mendikbudristek.

Platform tersebut, kata Mendikbudristek, dibuat berdasarkan kebutuhan yang ada di lapangan, bukan berdasarkan keinginan. "Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat," katanya.

Dalam Platform Merdeka Mengajar, guru dapat mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terhubung dengan rekan sesama guru dari daerah lain. 

Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua. Guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa.

"Saya berterima kasih jutaan kepada lebih dari 1,6 Platform Merdeka Mengajar, yakni para guru yang mau mencoba hal-hal baru, yang tidak takut untuk diperbaiki, yang sadar dan paham bahwa sudah waktunya untuk bertransformasi," ucap Mendikbudristek.

Mendikbudristek menyampaikan, juga terus membuka kesempatan bagi para guru untuk mengikuti program Guru Penggerak yang berbeda dengan program pendidikan yang ada selama ini. "Program Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia," terangnya. 

Mereka adalah guru yang menomor satukan murid dalam setiap keputusannya, yang mampu menjadi mentor bagi guru-guru lainnya, dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperjuangkan yang terbaik bagi muridnya. Inilah generasi baru kepala sekolah dan pengawas.

Sekarang sudah ada 50.000 Guru Penggerak, dan masih akan terus mendorong agar semakin banyak guru di penjuru Nusantara menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia. 

"Saya sangat berharap agar seluruh kepala daerah dapat segera mengangkat para Guru Penggerak untuk bisa menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah, para inovator di sekolah dan di lingkungan sekitar," ujarnya.

Begitu pula dengan program persiapan calon guru masa depan, khususnya melalui program transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengendapkan metode inkuiri, dan melatih guru melakukan refleksi. 

Inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital. 

Semua ini bertujuan untuk melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi.

"Saya pun selalu yakin bahwa ide-ide brilian perlu didukung dengan kesejahteraan para guru," ucapnya. 

Dikatakannya, saat ini juga terus memprioritaskan penempatan guru honorer sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK). 

Mendikbudristek menyampaikan, tidak menutup mata bahwa memang masih banyak hal yang perlu disertakan dalam program ini. "Karena itu semua dari kita harus bergotong royong agar target kita, yakni satu juta guru diangkat sebagai ASN PPPK, dapat segera terwujud," sebutnya.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyamakan arah perjalanan menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan mendekatkan.

"Terus bentangkan layar kapal besar ini tanpa lelah, dengan serempak dan serentak kami hadirkan inovasi dan transformasi, mewujudkan Merdeka Belajar di seluruh pelosok Nusantara," jelasnya.

Setelah upacara ditampilkan tari gambyong oleh guru dan siswa. Upacara diikuti guru TK, SD, SMP, SMA/SMK di wilayah kecamatan setempat.

"Alhamdulillah, kami bisa berkesempatan mengikuti upacara HGN 2022 dan HUT ke-77 PGRI," kata Indah Prayekti, Guru TK Dharma Wanita Desa Kedungringin Kecamatan Tunjungan.

Menurutnya, selain intensif mendukung dan melaksanakan program Kemendikbudristek, perlu membuka kembali semboyan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang tiga asas pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

"Menurut saya itu sebagai refleksi, selain melaksanakan program Kemendikbudristek," ucap Indah.

Ing Ngarso Tuludo, bahwa di depan seorang guru harus dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi kepada siswa-siswinya.

Ing Madya Mangun Karsa, guru adalah pendidik yang berada di tengah siswanya mampu memberikan dorongan atau semangat untuk berkarya.

Tut Wuri Handayani, di belakang guru adalah pendidik yang mampu mengarahkan atau menopang siswa-siswinya pada jalan yang benar. (MC Kab. Blora/Teguh).