Pagelaran Wayang Kulit, Bupati Tuban: Wujud Komitmen Pemkab Lestarikan Budaya Bangsa

:


Oleh MC KABUPATEN TUBAN, Kamis, 10 November 2022 | 06:50 WIB - Redaktur: Tobari - 424


Tuban, InfoPublik - Pemkab Tuban mengadakan Pagelaran Wayang Kulit dengan menghadirkan dalang nasional Ki Sigit Ariyanto dari Rembang, Rabu (9/11/2022) di Alun-alun Tuban.

Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Kakrasana Kridha diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke-729 Kabupaten Tuban, Hari Sumpah Pemuda dan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal.

Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, SE., bersama Forkopimda Tuban dan pimpinan OPD hadir bersama masyarakat yang memenuhi Alun-alun Tuban untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit.

Sebelumnya, dilakukan jamasan Lambang Kabupaten Tuban yang telah dikirab di seluruh kecamatan sejak Senin lalu.

Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky mengungkapkan pagelaran wayang kulit sebagai wujud komitmen Pemkab Tuban dalam melestarikan budaya luhur bangsa Indonesia.

Kecintaan terhadap budaya luhur bangsa Indonesia dapat dipupuk sejak dini secara konsisten. Sehingga kesenian wayang kulit yang juga menjadi jati diri bangsa Indonesia kian diminati generasi muda.

"Tujuannya, mampu melahirkan dalang maupun seniman wayang kulit dari Kabupaten Tuban yang membawa prestasi yang membanggakan," ungkapnya.

Mas Lindra menyatakan banyak pengajaran yang dapat diperoleh dari filosofi seni budaya yang ada maupun kisah yang dipentaskan.

Nilai-nilai luhur disampaikan melalui wayang kulit, di antaranya kepemimpinan dan tanggung jawab perlu untuk diteladani dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Tidak hanya itu, program pembangunan maupun informasi lainnya juga dapat disisipkan selama pementasan berlangsung. "Ini menunjukkan bahwa sinergitas semua elemen masyarakat, termasuk seniman akan membawa manfaat bagi kemajuan suatu daerah," tuturnya.

Untuk diketahui, pagelaran wayang kulit kali ini juga dimeriahkan dengan campursari dari Grup Karawitan Cakraningrat serta menghadirkan Cak Yudho Bakiak dan Andik TB.

Lakon Kakrasana Kridha mengisahkan Kakrasana seorang anak Raja Mandura Prabu Basudewa bersama adik-adiknya yang sewaktu kecil dititipkan ke Demang Sagupa.

Kakrasana bersama adiknya yaitu Narayana dan Rara Ireng tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berbudi pekerti, berani membela kebenaran dan keadilan.

Tanpa menyadari mereka adalah keturunan raja. Ketika Negara Mandura terjadi kerusuhan yang disebabkan anak raksasa, maka Kakrasana dan adik-adiknya hadir membela kebenaran dan menegakkan keadilan. (m agus h/hei/toeb)