:
Oleh MC KAB BLORA, Senin, 7 November 2022 | 15:07 WIB - Redaktur: Tobari - 189
Blora, InfoPublik - Sejumlah siswa jurusan Multimedia SMKN 1 Blora dan SMKN 1 Cepu yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Dinas Kuminfo Kabupaten Blora diajak bersilaturahmi ke Sanggar Cahyo Sumirat di Dukuh Pangkat Desa Purwosari, Kecamatan Blora, Senin (7/11/2022).
Kedatangannya diterima langsung oleh pengelola Sanggar Cahyo Sumirat yang juga dalang wayang kulit Ki Nuryanto.
Tujuan empat siswa perempuan itu, selain bersilaturahmi, juga ingin belajar dan mengenal wayang kulit dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional (HWN) tanggal 7 November 2022, sekaligus membuat konten video dan foto untuk menunjang tugas selama melaksanakan PKL di Dinkominfo Blora.
“Saya sangat mengapresiasi, jarang anak muda yang minat dengan wayang kulit, apalagi ini perempuan, sangat berterimakasih sekali sudah berkenan datang di Sanggar Cahyo Sumirat,” ucap Ki Nuryanto.
Oleh Ki Nuryanto, keempatnya dikenalkan beberapa tokoh wayang dan teknik dasar memainkankannya pada pakeliran. Bahkan mereka juga diminta praktik memainkan wayang satu per satu.
“Belajar wayang kulit itu jangan mudah bosan, harus rajin dan menjiwai setiap tokoh wayang yang akan ditampilkan, termasuk gerakan dan karakter tokoh wayang,” kata Ki Nuryanto.
Dikatakan Ki Nuryanto, generasi muda sekarang sudah sewajarnya menjadi pelopor pelestari seni budaya peninggalan nenek moyang, salah satunya wayang kulit.
“Wayang kulit itu, selain membawakan cerita sesuai naksah aslinya, juga fleksibel sebagai media sosialisasi, seperti pembangunan, program KB, pendidikan dan dakwah, serta sosialisasi pencegahan stunting serta lainnya,” ucapnya.
Dikatakannya, wayang banyak menyimpan kearifan. Tidak hanya seni pertunjukan, sebagai tontonan, tapi tatanan juga tuntunan.
Di era teknologi digital saat ini, menurut Ki Nuryanto, banyak cerita dan tutorial yang diunggah melalui media sosial, khusunya tentang bagaimana memainkan wayang serta mengenal tokoh dan kerajaannya.
“Jadi saya pesan kepada adik-adik, manfaatkan teknologi ini dengan hal yang positif, terutama dalam hal pelestarian seni budaya, jangan sampai wong Jawa nganti kelangan Jawane. Karena ada warga negara manca yang sudah belajar seni budaya Jawa,” tegasnya.
Gayung bersambut, Shinta Rhokmana dan Silviana Ayu Yuniantika, siswa jurusan Multimedia kelas XII SMK Negeri 1 Blora bersama Silmi Annisatul Fadila dan Monik siswa jurusan Multimedia kelas XI SMK Negeri 1 Cepu, masing-masing mengambil peran untuk membuat konten baik video dan foto.
Alhamdulillah, bersyukur sekali, bisa bersilaturahmi, wawancara dan membuat konten bersama Pak Nuryanto, ini sejarah baru bagi kami.
"Maka kami mengajak kepada semua generasi muda untuk lebih mengenal, mencintai dan melestarikan wayang,” kata Silviana Ayu Yuniantika didampingi Shinta Rhokmana siswa jurusan Multimedia kelas XII SMK Negeri 1 Blora.
Hal senada disampaikan Silmi Annisatul Fadila dan Monik siswa jurusan Multimedia kelas XI SMK Negeri 1 Cepu.
Belajar wayang itu asik dan menarik. Setidaknya kami sudah mencoba lebih dekat dengan dunia wayang. Mulai cara memegang hingga memainkan wayang.
"Juga belajar main gamelan Jawa untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit. Terimakasih juga kami sampaikan kepada Dinkominfo Blora,” katanya.
Dari berbagai sumber diterangkan, Peringatan Hari Wayang Nasional setiap 7 November berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018, tertanggal 17 Desember 2018.
Melalui Keppres itu, pemerintah menetapkan setiap pada tanggal 7 November memperingati Hari Wayang Nasional (HWN).
Keppres tentang penetapan Hari Wayang Nasional 7 November ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan para perwakilan budayawan dan seniman di Istana Merdeka.
Penetapan Hari Wayang Nasional 7 November berasal dari usulan masyarakat, ekosistem komunitas pewayangan Indonesia melalui Sekretariat Nasional Wayang Indonesia atau Senawangi. Usulan tersebut kemudian dihantarkan oleh Kemendikbud, Kementerian PMK dan Setneg.
Selain itu, latar belakang penetapan Hari Wayang Nasional 7 November juga berdasarkan keputusan UNESCO yang menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003.
Selanjutnya, wayang juga masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity dengan judul The Wayang puppet theater tertanggal 4 November 2008.
Selama ini, kisah yang diangkat dalam pewayangan memiliki makna sebagai refleksi kehidupan. Nilai-nilai intangible wayang seperti memayu-hayu bawana (membuat tatanan dunia yang damai), jiwa ksatria, budi luhur, kesempurnaan hidup, harmoni adalah falsafah Timur yang bisa dikaji untuk memperkaya falsafah Barat.
Dengan demikian, penetapan Hari Wayang Nasional 7 November diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan apresiasi terhadap wayang sebagai aset budaya nasional.
Sehingga, Hari Wayang Nasional sekaligus menjadi sarana untuk pembentukan jati diri dan karakter bangsa. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).