:
Oleh MC KOTA PARIAMAN, Kamis, 11 Agustus 2022 | 18:09 WIB - Redaktur: Juli - 370
Pariaman, InfoPublik - Pemerintah Kota Pariaman kembali mengeliatkan permainan tradisional Pacu Tangkelek Panjang dan Engrang.
Permainan ini diperlombakan tingkat SD dan SMP se-Kota Pariaman pada Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tingkat Kota Pariaman 2022.
Hal itu diungkapkan Wali Kota Pariaman, Genius Umar usai mencoba permainan tradisional tersebut di The Sunset of Sunua Desa Pasir Sunur Kota Pariaman, Kamis (11/8/2022).
Genius Umar menerangkan bahwa pacu “Tangkelek” panjang dan Engrang merupakan permainan tradisional yang sudah tidak dikenal dan diketahui oleh anak-anak Kota Pariaman. Lomba pacu tangkelek panjang dan engrang jenis permainan tradisional sejak dahulu dan dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia.
“Permainan tradisonal seperti ini, tentu digeliatkan kembali dan dilestarikan agar generasi ke depan tetap mengenalnya. Oleh karena itu, permainan ini harus dijadikan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah dan diperlombakan seperti kegiatan ini," ungkapnya.
Diketahui, tangkelek adalah sebutan untuk sandal atau alas kaki yang terbuat dari kayu dan sangkutan kaki dari bahan karet. Terompah tangkelek lazim ditemukan di tempat-tempat berwudu, musala ataupun masjid. Tangkelek panjang adalah terompah panjang yang dapat dipakai sekaligus oleh dua orang atau lebih. Tentu saja nilai praktis tangkelek atau terompah panjang ini boleh dikatakan tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara engrang merupakan permainan tradisional dengan memanfaatkan dua pasang tongkat bambu panjang yang diberi tempat pijakan kaki. Cara memainkan engrang pada dasarnya cukup sederhana, yakni dengan cara menaiki tongkat bambu tersebut kemudian pemainnya diminta untuk berjalan dengan menggunakan kaki engrang. "Namun hal tersebut tentu tidak mudah untuk dilakukan sebab para pemainnya harus memiliki kesimbangan yang baik," imbuhnya.
Genius Umar juga menyebutkan bahwa dalam perlombaan pacu “Tangkelek” panjang ini terdapat nilai-nilai kebersamaan dan kreativitas. Kita diajarkan untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan .
“Selain itu, semua peserta dalam tim harus seayun dan melangkah dengan gerakan sama. Ini membutuhkan kekompakkan dan kebersamaan, jika tidak seayun maka akan terjadi dimana terompah terasa berat ketika diangkat, Sedangkan engrang membutuhkan keseimbangan yang baik," ulasnya.
Oleh sebab itu, permainan tradisional cocok diadakan dalam kegiatan kesiswaan di sekolah seperti kegiatan classmeeting maupun diperlombakan tingkat Kota Pariaman.(rika)