:
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Senin, 8 Agustus 2022 | 13:51 WIB - Redaktur: Kusnadi - 361
Ambon, InfoPublik - Rangkaian Rapat Konsultasi (Rakon) Semester I Tahun 2022 ditutup dengan agenda kunjungan para peserta ke Pusat Pembinaan Spiritualitas di Suli, Jumat (5/8). Semua peserta Rakon juga melihat kampus UKIM di Suli yang masih ada dalam proses pembangunan.
Setelah itu, dilanjutkan dengan acara penutupan yang berlangsung di Pusat Pembinaan Spiritual.
Pendeta Maspaitella dalam arahannya menegaskan bahwa, penyelesaian terakhir dari satu tugas Sidang Sinode melalui MPH yakni menuntaskan masalah keuangan Pulau Ambon Timur dengan pendekatan hukum. Dalam minggu depan, sudah memulai semua prosesnya. Itu harus menjadi doa bersama, sekaligus panggilan bergereja untuk membentuk karakter pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel dan takut Tuhan.
Ini saatnya setiap otorisator menjalankan fungsi secara prosedural dan setiap ordonatur melakukan tugas secara profesional dan sama-sama melakukan tugas pengelolaan keuangan sebagai tugas gereja, tugas misi, tugas pemberitaan Injil Kristus, karena uang adalah wujud kasih karunia Allah yang harus dikelola secara bertanggungjawab untuk menopang pelayanan gereja.
“Kami berharap agar hasil-hasil Rapat Konsultasi ini dapat dikaji lebih lanjut sehingga ketika menjadi keputusan gereja pada MPL ke-43 maka nazar itu pun dapat dilunaskan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Pendeta Maspaitella menjelaskan, keputusan bersama mengenai lembaga micro-finance harus dilaksanakan selaras dengan semua ketentuan dan konsep pokok teologi gereja, dan berdasarkan pada tafsir teks yang relevan juga.
“Kini kita berada di PPS Suli dan lokasi Kampus UKIM yang baru. Dengan kunjungan ini sesungguhnya kita bisa menyaksikan pula secara langsung bagaimana cara kita memanfaatkan dan mengelola persembahan keselamatan umat melalui Sorong bahu untuk maksud teologis yang besar yaitu Injil yang mencerdaskan sumber daya manusia/warga gereja,” tutur Pendeta Maspaitella.
Bagi Pendeta Maspaitella, kolekta adalah sumber investasi yang etis injili. Jadi gereja bukan hanya hidup dari kolekta melainkan gereja mengelola kolekta untuk karya Injil yang mencerdaskan, membebaskan dalam konsep hidup bersama secara berkelanjutan.
Selanjutnya, PPS ini akan segera diresmikan dan fungsikan. GPM akan menjadikan pembinaan kapasitas warga gereja dan pelayan khusus sebagai pendidikan reguler gereja. Selain iut, mengurai penumpukan sumber daya pelayan khusus sebagai pembimbing, pelatih, atau dosen khusus PPS Suli. PPS ini pun harus dikelola oleh tim yang handal dengan konsep pemasaran program bina yang bermutu sambil membantu menghidupkan ekonomi Jemaat sekitar.
“PPS harus benar-benar menjadi pusat Pastoral transformatif yang turut menumbuhkan ketangguhan warga gereja termasuk WGP,” tegasnya.
Terkait dengan pembangunan Kampus UKIM di Suli, Pendeta Maspaitella mengatakan bahwa sudah bisa menambah Unit bangunan yang berikutnya, tentu dalam berjalan bersama dengan Yaperti dan UKIM. Karena itu Sorong bahu masih harus dimaksimalkan termasuk jaringan pendanaan yang lain.
“Kita perlu menjadikan ini doa dan doa yang dikerjakan,” imbuhnya.
Pendeta Maspaitella kembali menegaskan terkait kinerja yang harus ditingkatkan pada Semester II nanti, karena masih banyak tanggungjawab yang mesti dijalankan.
Menutup dengan resmi pelaksanaan Rakon, Pendeta Maspaitella ucapkan terimakasih untuk semua dukungan Peserta Rakon. Juga kepada KPAT dan Banda, Jemaat Gideon, Jemaat Solascriptura, Jemaat Suli untuk jamuannya, serta kepada Panitia MPP dan MPL.