Manabang Batang Pisang prosesi kedua rangkaian Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman

:


Oleh MC KOTA PARIAMAN, Kamis, 4 Agustus 2022 | 14:47 WIB - Redaktur: Kusnadi - 151


Pariaman, InfoPublik - Manabang Batang Pisang atau menebang pohon pisang, merupakan prosesi kedua rangkaian Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, setelah prosesi pertama yang telah dilakukan 4 hari yang lalu, yaitu maambiak tanah (mengambil tanah).

“Dalam prosesi Manabang Batang Pisang ini, dilakukan di dua tempat, untuk Tabuik Subarang di lakukan di Kelurahan Lohong, sedang Tabuik Pasa, di Simpang Alai Gelombang, yang sama-sama berada di Kecamatan Pariaman Tengah,” ujar Ketua Panitia Pesona Hoyak Tabuik Budaya Piaman 2022, Elfis Chandra yang juga menjabat sebagai Asisten II Setdako Pariaman, ketika memberikan keterangan kepada Tim Media Center Kominfo Kota Pariaman, Rabu sore (3/8).

Elfis menjelaskan, dengan menebang satu tebasan, menggambarkan tajamnya pedang yang digunakan musuh Allah SWT, yakni Raja Yazid Bin Umaiyah, saat bertempur dan akhirnya membunuh Hussen Bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW saat perang di Padang Karbala.

“Sebelumnya, pedang yang akan digunakan sebagai alat penebang batang pisang dan tebu ini, diarak keliling Kota Pariaman oleh pemuda-pemuda dengan diiringi gandang tasa dan tambua dari masing-masing anak Tabuik, dimana dalam arak-arakan ini, banyak anak-anak yang membawa galah bambu sepanjang 3 sampai 4 meter, yang mana di bagian ujungnya diikatkan bendera warna hitam dan putih serta ada juga lampu sumbu minyak tanah,” ungkapnya.

Hasil tebangan ini, kata Elfis, kemudian dibawa ke daraga masing-masing rumah Tabuik, dima untuk Rumah Tabuik Subarang di Desa Cimparuh dan Rumah Tabuik Pasa di Kelurahan Karan Aur. Karena lokasi manabang batang pisang berjauhan, dalam perjalanan rombongan saling basalisiah (berselisih), dimana lokasi basalisiahini, terjadi di Simpang Tugu Tabuik, yang merupakan pusat Kota Pariaman.

Pada malam harinya, arak-arakan kedua pengikut yang usai melaksanakan prosesi Maambiak Batang Pisang dan saat berselisih ini, kedua pengikut akan terlibat saling ejek yang berujung sambil ledek dan lempar air aqua.

“Setelah sedikit terjadi gesekan, suasanaya akan kembali kondusif, sehingga dalam basalisiah ini tidak ada yang terluka, dan hal ini telah kita antisipasi oleh Pemko Pariaman, dimana kita  menempatkan beberap personil Polisi, TNI, Pol PP dan satu unit mobil Damkar, dalam kegiatan basalisiah ini,” tutupnya. (J)