:
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Rabu, 20 Juli 2022 | 12:59 WIB - Redaktur: Kusnadi - 592
Ambon, InfoPublik - Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta E.T. Maspaitella bersama dengan Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pendeta S. I. Sapulette, serta dua Anggota MPH Sinode, Penatua F. Papilaya, dan Penatua B. Sahertian, sambut hangat kunjungan dari jemaat GKI Bukit Zaitun Klasis Raja Ampat, Selasa, (19/07).
Rombongan kunjungan Wisata Rohani didampingi oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Amahusu, Pendeta Linda Sahetapy, bersama dengan Pendeta Jemaat yaitu Pendeta Yanny Soplanit dan Pendeta Jhon Ruhulessin. Pertemuan ini berlangsung di Gedung Aula Kantor Sinode.
“Kami bersyukur untuk kunjungannya. Atas nama jemaat Amahusu dan seluruh jemaat yang sudah dikunjungi maupun yang nanti akan dikunjungi. Wisata ini mengingatkan kami bersama tentang persaudaraan oleh Injil Kristus,” sambut Pendeta Maspaitella.
Selanjutnya, penyampaian maksud kedatangan disampaikan oleh Sekretaris Panitia Kunjungan Wisata Rohani, Joseph Latuihamalo. Menurut Latuihamalo, kunjungan Wisata Rohani ini adalah hasil keputusan sidang jemaat kesembilan tahun 2021.
“Kami pernah dikunjungi oleh jemaat Kategorial 731 Kabaresi tahun 2015. Kami merindukan kunjungan balasan ke sana,” imbuh Latuihamalo.
Kemudian, setelah koordinasi dilakukan dengan PHMJ disana ternyata banyak tentara yang dikirim ke Lebanon. Akhirnya dialihkan ke Jemaat GPM Amahusu. Perjalanan ini di fasilitasi oleh salah satu anggota DPRD dengan jumlah peserta 100 peserta.
Dalam perkenalan peserta, mengawalinya Latuihamalo menyampaikan bahwa ini merupakan perjalanan dari Persekutuan Kaum Bapa atau kalau di GPM Wadah Pelayanan Laki-laki dengan jumlah 47 orang. Sementara sisanya diisi oleh mitra pelayanan lainnya.
Tujuan kunjungan ini pun juga dimaksudkan untuk mendapatkan pencerahan terutama kepada generasi muda sehingga ada penyegaran dalam persekutuan GKI Bukit Zaitun terutama persekutuan kaum Bapak.
Sementara itu, dalam pemaparan Sinode GPM, Pendeta Maspaitella mengatakan bahwa GPM telah menjadi lembaga dari 6 September 1935. Pada tahun 1930 sudah direncanakan namun karena hal tertentu baru menjadi Sinode pada tahun 1935.
Ada 3 lembaga zendeling yang bekerja bersama sehingga ada pembagian wilayah. Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), Utrechtse Zendings Vereniging (VZV), dan Verenigde Nederlandse Zending (VNZ). Kemudian disatukan atas kesepakatan bersama Dewan Zending yang diberi nama Zending der Nederlandse Hervormde Kerk (ZNHK).
Aktivitas PI lebih menonjol dibandingkan ekonomi politik.
Pusat NZG di Pulau Seram di Wahai. Keberadaan GPM di 4 klasis itu termasuk Misol daerah Raja Ampat dan di saat itu GPM telah berpikir tentang kemandiriannya.
Misi Pekabaran Injil GPM sampai ke seluruh Papua karena ada guru injil GPM yang sudah bertugas dari awal. Baru pada tahun 80 GPM melepaskan gerejanya menjadi GPI Papua sampai dengan hari ini serta orang-orang Kristen lainnya ke GKI.
Lebih lanjut Sinode GPM berupaya untuk merajut gereja-gereja yang lahir dari rahim yang sama.
“Contoh Kami berkunjung ke Biak Utara dan Biak Selatan. Justru situs guru-guru injil asal Maluku itu yang dipelihara dan dirawat bahkan jadi museum. Bahkan ada tempat di mana guru injil singgah dibuat prasasti. Bagaimana saudara-saudara kita merawat situs bersejarah di Biak Utara dan Biak Selatan,” tutur Pendeta Maspaitella.
Bagi Pendeta Maspaitella dengan membuat kesepakatan kerja antar gereja akan menjadi bagian dari kerjasama atau menghidupkan kembali persaudaraan antar Sinode.
Selanjutnya, Pendeta Maspaitella memaparkan data jumlah klasis, jemaat juga pendeta GPM melalui aplikasi Manajemen Sistem Informasi Pelayanan Terintegrasi (MSIPT), Pola Induk Pelayanan dan Rencana Induk Pengembangan Pelayanan (PIP-RIPP), Resntra Klasis dan Jemaat serta bidang pelayanan gereja, pemberdayaan teologi dan pembinaan umat.
Penjelasan lebih lanjut terkait dengan GPM dalam menghadapi Tantangan Global dijelaskan oleh Pendeta Mario Manjaruni. Bagi Pendeta Manjaruni, globalisasi adalah proses mendunia. Proses ini sudah mulai dilakukan GPM dari sekarang. Dengan mulai mendigitalisasi pelayanan GPM. Oleh sebab itu, sudah banyak aplikasi yang telah dibuat dan digunakan di Sinode GPM. Salah satunya, MSIPT. Dimana data base seluruh warga jemaat GPM sudah tercover dan akan selalu diupdate berdasarkan kebutuhan. Aplikasi lain yang sudah dikembangkan adalah aplikasi Market Place “BaliDo” yang sekarang sudah mulai disosialisasikan di jemaat-jemaat.
Sementara itu, Pendeta Maspaitella menjelaskan bahwa melalui Media Center GPM, Pendeta Mario sudah membantu membangun aplikasi serupa di GPI Tanah Papua dan STT Fak-fak.
“Itulah sebabnya calon vikaris dari STT IS Kijne, STT Fak-fak, UKIM, STT INTIM, STT Artha Wacana Kupang, STT Jakarta, Satya Wacana, Duta Wacana, kami terima menjadi vikaris di GPM Maluku,” ungkap Maspaitella
Acara diakhiri dengan pemberian cendera mata oleh Sinode GPM kepada GKI Bukit Zaitun dan sebaliknya.