Orangtua dari Anak Korban Penyakit Menular, Berbagi Cerita di RSUDZA

:


Oleh MC PROV ACEH, Sabtu, 28 Mei 2022 | 15:07 WIB - Redaktur: Tobari - 188


Banda Aceh, InfoPublik - Zikir rutin yang digelar di RSUDZA bersama Sekda Aceh, Taqwallah juga diikuti peserta secara virtual. Dalam kesempatan tersebut, Sekda Aceh juga menghadirkan salah satu orang tua dari anak korban penyakit menular akibat tidak melakukan vaksinasi.
 
Sekda memintanya untuk membagi cerita kepada seluruh peserta zikir, agar menjadi pelajaran dan pengalaman betapa pentingnya imunisasi anak. Adalah Leni Safitri, ia adalah ibu dari anak laki-laki yang berumur dua bulan setengah. 
 
Ia harus kehilangan buah hati tercintanya itu akibat penyakit Pertusis yang menyerang. Ia tak mampu membendung tangisan saat menceritakan hal tersebut, hingga suaranya terbata-bata saat menceritakan anaknya.
 
Pada tanggal 21 April 2022 anak saya dirawat di RSUDZA. Sebelumnya dirawat di RS Ibnu Sina Aceh Besar karena demam, batuk terus menerus tidak berhenti selama 8 hari kemudian mengalami sesak napas.
 
"Selama dirawat anak saya sempat kejang beberapa kali. Setelah dirawat 3 hari, sesaknya makin berat, sehingga dirujuk ke RSUDZA,” kata Leni, Jumat (27/5/2022).
 
Oleh sebab kondisi anaknya semakin berat, kata Leni, maka dirawat di ICU anak sampai harus memakai alat bantu pernapasan. Kata dokter anaknya mengalami penyakit pertusis yaitu batuk sampai seratus hari hingga sesak napas.
 
“Menurut dokter, penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. Anak saya memang tidak saya imunisasi karena saya takut anak saya demam setelah di imunisasi,” kata Leni.
 
Leni berharap tidak ada lagi orang tua yang mengalami kejadian seperti yang dialaminya. Oleh karenanya, ia mengajak semua pihak berikhtiar dengan melakukan imunisasi untuk anak-anak, agar mereka terhindar dari penyakit berbahaya.
 
Sehingga bisa tetap sehat, tumbuh dewasa, berguna bagi keluarga, agama, bangsa dan negara.
 
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif mengatakan, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) perlu dilaksanakan untuk mengeliminasi penyakit menular pada anak di tahun 2023.
 
Ia mengatakan, cakupan imunisasi rutin di Aceh mengalami penurunan hingga menyebabkan meningkatnya kasus.
 
“Masyarakat dapat mengakses imunisasi anak ke fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik, praktik bidan dan pos pelayanan di sekolah dan dayah,” sebut Hanif. (mc/05/toeb)