:
Oleh MC KOTA BANJARBARU, Senin, 14 Maret 2022 | 15:50 WIB - Redaktur: Juli - 220
Banjarbaru, InfoPublik - Pemerintah Kota Banjarbaru melakukan penandatanganan komitmen bersama dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting.
Dalam kegiatan tersebut sekaligus digelar temu Kader KB se-Kota Banjarbaru, dan pelayanan KB gratis untuk masyarakat serta penyerahan kendaraan operasional roda 2 untuk Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), di Komplek Wengga Tahap IV RT. 044/RW. 007 Kel. Guntung Manggis Kec. Landasan Ulin Kota Banjarbaru, Senin (14/3/2022).
Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin menyampaikan, saat ini Stunting di Kota Banjarbaru sebanyak 19 persen, dan pada 2024 ditargetkan bisa turun menjadi 14 persen.
“Kita berharap ke depannya ini bisa lebih kita turunkan lagi, dan mudah-mudahan pada 2024 target itu bisa tercapai,” harapnya.
Wali kota mengatakan komitmen bersama yang disepakati hari ini sangatlah penting untuk dijalankan bersama, karena stunting atau kekurangan gizi pada anak-anak saat ini merupakan salah satu tantangan terbesar yang masih dihadapi Indonesia, khususnya Kota Banjarbaru
“Mudah-mudahan dengan adanya penambahan fasilitas kepada para penyuluh, dan program-program yang kami laksanakan di Pemerintah Kota Banjarbaru ini bisa memberikan dampak penurunan angka stunting di Kota Banjarbaru,” ungkapnya.
Aditya juga mengimbau kepada seluruh SKPD untuk selalu berkolaborasi dan sinergi terkait program-program dalam mengatasi pola asuh dan pola gizi yang dapat menyebabkan anak kurang tinggi ataupun gizi buruk.
“Kepada seluruh kader KB Kota Banjarbaru terus dedikasikan dan pengabdiannya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarbaru sekaligus Ketua Pelaksana Pengendalian Stunting Kota Banjarbaru, Wartono mengucapkan terima kasih kepada SKPD terkait dan semua pihak telah saling berkoordinasi.
“Mudah-mudahan target 2024 bisa tercapai asal semua berkoordinasi bergerak bersama antara stakeholder, dari SKPD, dari tingkat kecamatan kelurahan dan tingkat RT bergerak,“ ujarnya.
Ia juga mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan agar angka stunting bisa menurun.
“Fasilitas yang telah diberikan agar bisa mobile. Artinya pendataan, monitor, pendampingan dan lain-lain itu juga tetap harus dilakukan secara continue dan berkala,” ujarnya.
Masalah stunting merupakan ancaman bagi Indonesia, karena anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik tapi juga pertumbuhan otak. Akibatnya, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tidak produktif yang berdampak pada terganggunya kemajuan negara.
"Mari bersama-sama wujudkan BASINGSING (Banjarbaru Bebas Stunting)," ungkapnya. (MedCenBJB).