Wayang sebagai Sumber Inspirasi, Spirit dan Media Hiburan di Masa Pandemi

:


Oleh MC KAB BLORA, Sabtu, 19 Februari 2022 | 07:34 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Blora, InfoPublik - Masyarakat harus bangga dengan wayang sebagai seni budaya warisan leluhur. Hal itu disampaikan Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora Bambang Sulistya

Menurutnya, seni budaya ini sebagai bentuk penyikapan bangsa di tengah eksisnya pergaulan global yang terjadi seperti sekarang ini.

"Bagi saya, wayang adalah inspirasi dan spirit serta media hiburan dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan sehari-hari," ucapnya, di Blora, Jumat (18/2/2022).

"Saya bersyukur di Jumat berkah yang sejak pagi hingga salat Jumat diguyur hujan, kedatangan tamu yang membawa berkah pula yang mudah-mudahan dapat memberi kontribusi positif bagi pencerahan kehidupan di masa pandemi," ungkapnya.

Karena tamu yang datang tersebut membawa buah tangan istimewa, yaitu sebuah lukisan wayang Semar yang dilukis di kaca dengan pigura kayu jati khas Blora.

Lukisan itu hasil karyanya yang diniatkan secara ikhlas akan diberikan untuk kesenangan orang lain yang menyukahi sosok wayang Sang Pamomong.

"Kebetulan saya penggemar berat tokoh wayang Semar sejak saya mulai bekerja tahun 1981. Saya tertarik tokoh wayang Semar karena figur ini selain sebagai pengasuh dan sekaligus penasehat para kesatria," terang mantan anggota DPRD Blora itu.

Setiap bertutur selalu menghibur sehingga orang yang sedih menjadi gembira. Orang yang sedang susah bisa tertawa.

Ucapan dan perilaku bisa jadi panutan oleh siapapun yang memiliki hati nurani. Sosok Semar yang selalu tumaninah mengawal kebenaran dan suara hati para pandawa sebagai representasi tokoh dunia putih.

"Ketika saya mencoba tanya kepada tamu bernama Siswoyo (64) pensiunan kepala Sekolah diperbantukan di SMP Rimba Taruna yang saat ini menjadi Ketua PWRI Kecamatan Randublatung, tentang polemik wayang sedang ramai diperbincangkan di Bumi Nusantara," jelasnya.

Ia bercerita tentang hobinya adalah penggemar wayang dan suka melukis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Siswoyo berpendapat dari sudut pandang wayangnya, wayang adalah seni dan budaya yang adiluhung dalam Budaya Jawa.

Ada seni rupa, ada seni ukir dan ada seni lukisnya.Apalagi kalau dilukis di kain baju, kaos dan kaca akan menjadi semakin indah.

Kemudian kalau dilihat dari aspek falsafahnya, wayang merupakan gambaran kehidupan manusia yang menceritakan peperangan antara kebatilan atau angkoro murka dengan kebenaran.

Akhirnya kebenaran pasti akan menjadi pemenang. Ia mencotohkan dalam kisah Mahabarata kemenangan Pandawa terhadap Kurawa.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman pribadi orang yang menyukai wayang tidak akan mengurangi keyakinan sebagai orang muslim.

Karena cerita wayang sudah sesuai dengan arahan dan esensi dari dakwah Sunan Kalijaga salah satu wali songo penyebar agama Islam di Tanah Jawa.

Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai media dakwahnya dengan mengenalkan Islam melaluhi pertunjukan wayang yang sangat digemari masyarakat.

Melalui wayang inilah Sunan Kalijaga menanamkan nilai-nilai ketauhidan, ajaran syariat, serta nilai akhlak berdasarkan agama Islam.

Dari Ajaran Sunan Kalijaga inilah Islam yang rahmatan lil alamin, yaitu Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta bisa tumbuh dan berkembang dan sangat dicintai masyarakat.

Bahkan menurut ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sholahuddin Al-Aiyub, menjelaskan terkait Hukum wayang ini dapat dijelaskan melaluhi tujuan penggunaan wayang dan hukum Obyek wayang itu sendiri.

Pendapatnya, umumnya wayang dikenal secara luas digunakan dengan tujuan menyampaikan imformasi,nilai nilai kebaikan hingga sarana dakwah Islam sehingga dari sisi ini tidak alasan yang membuat wayang menjadi haram.

Sesuatu yang bernilai positif hingga membawa kebaikan,maka sesuatu itu dalam Islam diperbolehkan bahkan diajarkan.

Adapun hukum Islam terkait objek wayang itu sendiri dalam Islam disebut mubah atau boleh bukan menjadi benda yang dilarang.

Siswoyo menyimpulkan bahwa wayang dalam kehidupan di masyarakat adalah sebagai media hiburan, pendidikan, penerangan, seni, pemahaman filsafat dan media dakwah.

Dengan demikian wayang kulit akan terus berkembang di masyarakat. Jadi tidak mungkin setelah melihat pertujukan wayang akan merubah keyakinannya sebagai seorang muslim justru setelah melihat wayang dan meresapi alur ceritanya bisa menambah dan memantabkan keyakinan sebagai seorang muslim.

Karena wayang merupakan budaya adi adiluhung maka sepantasnya kita ikut uri-uri dan melestarikan warisan nenek moyang. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).