Bapppeda Gelar Dialog Nasional Inspirasi 23 Januari Menuju Gorontalo Unggul

:


Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 24 Januari 2022 | 16:05 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 109


Kota Gorontalo, InfoPublik – Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan  Daerah (Bapppeda) Provinsi Gorontalo menggelar dialog nasional dengan tema inspirasi 23 Januari menuju Gorontalo unggul di rumah jabatan gubernur, Minggu (23/1/2022).

Dialog nasional ini dibuka oleh Asisten 3 Setda Provinsi Gorontalo Iswanta. Dalam sambutannya Iswanta  menyampaikan pentingnya melestarikan semangat perjuangan para pahlawan.

“Semangat perjuangan, jiwa nasionalisme, keberanian, dan pantang menyerah masyarakat Gorontalo perlu dijadikan inspirasi oleh generasi penerus saat ini dalam mengisi pembangunan,” kata Iswanta.

Diskusi yang dipandu oleh Kepala Bapppeda Budiyanto Sidiki ini menghadirkan pembicara sejarawan muda dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Retno Sekarningrum, Reni Hulukati cucu  Nani Wartabone,  Basri Amin penulis serta Aris Kurniawan dari dunia perfilman.

Retno yang diminta menjadi pembicara awal memaparkan konstalasi seputar perang dunia II di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk serangan Jepang di Pearl Harbour yang membuat tentara sekutu panik akibat agresi ini.

“Akibat serangan ini, pemerintah kolonial Belanda yang menguasai Gorontalo hendak membumihanguskan sumberdaya agar tidak jatuh ke tentara Jepang. Namun rencana tersebut digagalkan oleh Nani Wartabone dan tokoh Gorontalo lainnya pada 23 Januari 1942 dengan menahan para pejabat kolonial dan mengambil alih sumber daya yang ada,” kata Retno Sekarningrum.

Reni Hulukati yang pernah tinggal bersama Nani Wartabone menyajikan fakta-fakta keseharian, Nani Wartabone yang selalu mengutamakan masyarakat, melayani undangan hingga ke pelosok dan selalu berfikir untuk kebaikan masyarakat. Penjelasan Reni ini juga ditambahkan oleh Arisman Wartabone yang juga cucu Nani Wartabone.

Basri Amin memaknai peristriwa 23 Januari 1942 merupakan bentuk kombinasi kecerdasan, kejujuran, dan spiritual yang dilakukan tokoh-tokoh Gorontalo secara kolektif.

Paparan panelis ini diperkaya dengan uraian pembahas Ariyanto Husain Kepala Biro Organisasi dan Magdalena Baga pengajar di Universitas Negeri Gorontalo.

“Gorontalo terletak diantara 2 barikade daerah keunggulan dari Sulteng dan Sulut, terkait dengan SDM pada tahun 2023 Gorontalo akan mendapatkan bonus demografi dengan pemain kapital menjadi pemain penting dan ini akan menjadi catatan yang perlu diperbaiki dan kita laksanakan,” tutur Aryanto.

Penutup pembahasan dialog ini dipaparkan Aris Kurniawan dari tim production house yang direncanakan untuk memfilmkan peristiwa 23 Januari 1942.

“Berkaitan dengan 23 Januari 1942 bagaimana jika kita ikut mempromosikan kebudayaan dan sejarah Gorontalo melalui kemasan yang cocok untuk kaum muda yaitu perjuangan rakyat Gorontalo dalam 23 Januari 1942. Sekecil apapun kesempatan yang ada jika kita niatkan maka akan terjadi dengan kesungguhannya, kami juga mengharapkan dukungan dari keluarga Nani Wartabone, Pemerintah Provinsi Gorontalo dan berharap tidak ada yang melenceng dan tidak ada ketersinggungan,” kata Aris.

Dialog nasional ini selain diikuti undangan secara luring, juga diikuti masyarakat Gorontalo perantauan di 34 provinsi, mereka tergabung dalam Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG).  Bahkan secara khusus Ketua Umum KKIG Syafruddin Mosii mengapresiasi kegiatan ini.

Dialog yang sukses diikuti banyak orang ini merupakan Kerjasama Bapppeda dengan Dinas Kominfotik, Dinas Pariwisata, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, BPCB, Dinas Dikbudpora. Hadir dalam kegiatan ini Kasi Pers Korem 133 Nani Wartabone Kol Yadi N.

(mcgorontaloprov/ppid/rosyid)