:
Oleh MC GEREJA PROTESTAN MALUKU, Jumat, 14 Januari 2022 | 20:33 WIB - Redaktur: Tobari - 748
Ambon, InfoPublik - Kepala BKKBN Provinsi Maluku Sarles Brabar bersama dengan rombongan, Kamis (13/1/2022) datang silaturahmi ke MPH Sinode. Pertemuan berlangsung di ruangan Media Center GPM.
Pendeta Maspaitella didampingi oleh Pendeta S I Sapulette Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pendeta L Bakarbessy Wakil Ketua I MPH Sinode GPM, Pendeta J Colling Anggota MPH Sinode, Pendeta Nancy Gasperz Anggota MPH.
Pendeta E T Maspaitella Ketua MPH Sinode menyambut hangat kedatangan Kepala BKKBN Provinsi Maluku Sarles Brabar,SE MSi, bersama dengan Sarah Hitipeuw,S.Sos Hubungan Antar Lembaga, Deny Haumahu,S.Sos Humas, Marthin Manuputty,S.Sos Koordinator Bidang Adpin.
Kedatangannya bersama rombongan bertujuan untuk silaturahmi dengan MPH Sinode. Pertemuan berlangsung di ruangan Media Center GPM.
Pendeta Maspaitella menyampaikan terima kasih kepada Kepala Bkkbn atas kunjungannya. Kemudian, Pendeta Maspaitella menjelaskan bahwa GPM ada di 34 klasis. Ada 765 jemaat dan ada beberapa desa yang jemaat-jemaatnya merupakan kampung KB.
“Jadi setidaknya kita bisa berpartisipasi. Katanya, bagi pemerintah kalau di Maluku jika melalui gereja mudah di realisasi. Jadi melalui MoU mungkin kita bisa jalin kerjasama,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Kepala Bkkbn Provinsi Maluku Sarles Brabar,SE.,M.Si menyampaikan bahwa Ia pernah berhadapan langsung dengan masyarakat yang merupakan anggota dari GPM.
Menurutnya, BKKBN bersama-sama dengan GPM untuk mempersiapkan masa depan lebih baik ke depan.
“Komunitas yang penting adalah generasi kita. ditahun 2022 ini Kami akan melaksanakan program stunting. Kami akan kolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan dari klasis maupun sinode,” imbuhnya.
Sarles Barbar mengatakan bahwa Bkkbn tidak membatasi. Justru memberikan peluang untuk menjaga kesehatan ibu dan anak. Jangan sampai Indonesia khususnya Maluku sama seperti China yang kehilangan generasi, sehingga tenaga kerjanya digantikan oleh mesin.
“Ini bukan program saya tapi program Negara. Mari kita lihat realita dan kerja yang kita lakukan,” ungkapnya.
Rencana kedepan BKKBN Maluku yaitu berkaitan dengan kondisi kesehatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sementara untuk MoU antara GPM dengan Bkkbn nanti akan diperbarui.
“Nanti ada Rapat Kerja Daerah, kita bisa lakukan MoU. Saya juga akan usahakan kehadiran dari Jakarta untuk saksikan secara langsung.
Dalam kesempatan ini, Sales Barbar menyampaikan salah satu program Bkkbn bagi calon pasangan suami-istri dalam bentuk pemberian edukasi.
Jika dikaitkan dengan kerjasama nanti dengan gereja maka ketika ada calon pengantin yang lapor ke gereja maka di situlah akan dilaksanakan edukasi dari Bkkbn.
Karena menikah itu harus mempersiapkan diri sebagai calon ibu dan calon kepala keluarga. Sehingga memiliki keturunan yang tidak stunting.
Menyambut baik hal ini, Pendeta Maspaitella berharap agar ada kelanjutan perjanjian kerjasama antar GPM dan BKKBN sehingga gereja bisa berpartisipasi juga dalam program nasional.
“Kita juga harus berpartisipasi dan mendukung program nasional terutama berhubungan dengan kualitas kependudukan,” tuturnya.
Sementara untuk Perkawinan, GPM sejak tahun 2009 sudah punya satu pedoman pergembalaan pra nikah. Di semua jemaat ada tim pergembalaan yang multidisipliner.
Jadi ada sesi-sesi percakapan. Ada yang 8x ada juga yang 3 bulan. Tujuannya supaya calon pasangan suami-istri merancang secara baik.
Terkait dengan edukasi pra nikah Bkkbn, berkaitan dengan keinginan untuk membangun hubungan kerjasama Pendeta Maspaitella menawarkan untuk mungkin pegawai BKKBN yang merupakan warga GPM jemaatnya menjadi salah satu anggota tim pergembalaan. Supaya program Bkkbn berjalan sesuai dengan milik gereja.
Kepala BKKBN Provinsi Maluku Sarles Brabar,SE MSi sambut baik apa yang disampaikan oleh Pendeta Maspaitella. Ia Juga meyampaikan program BKKBN yaitu Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tersebar di Desa-desa. Kerjasama juga dapat dibangun bersama dengan GPM melalui jemaat-jemaat yang juga merupakan bagian dari masyarakat dari Desa terkait.
Kemudian, Sarah Hitipeuw,S.Sos, Hubungan Antar Lembaga, menambahkan BKKBN sudah membentuk pusat konseling remaja. Yang nantinya juga melibatkan remaja dan pemuda gereja.
Nantinya dilatih untuk jadi konselor terkait perkawinan muda, HIV/AIDS, dan pendewasaan usia perkawinan, serta narkoba. GPM/toeb)