:
Oleh MC KAB TOBA, Jumat, 17 Desember 2021 | 15:39 WIB - Redaktur: Kusnadi - 196
Toba, InfoPublik - Gerakan Tarhilala (Lumayan) yang digaungkan Bupati Toba Poltak Sitorus kembali dijelaskan tujuannya yaitu untuk menambah penghasilan warga dengan memanfaatkan waktu untuk berbagai hal sederhana. Seperti mengumpulkan sampah plastik, menanam tanaman di halaman rumah ,dan hal lainnya yang bisa memberikan penghasilan tambahan.
Hal ini dijelaskan Bupati Poltak Sitorus pada saat Acara Temu Pers pada ) di Balai Data Kantor Bupati Toba, Kamis, (16/12/2021).
Bupati menjelaskan bahwa gerakan tersebut bersumber dari pengalaman hidup kesehariannya semasa kecil hingga lulus Sekolah Menengah Atas di Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen, Toba.
Ia menjelaskan jika latar belakangnya merupakan seorang anak petani dan penggembala kerbau. Kesehariannya sehabis pulang sekolah harus ke sawah dan mengembalakan kerbau.
Kedua orang tua Poltak merupakan pekerja yang gigih dan memiliki sawah yang paling luas. Hal inilah yang memaksa mereka harus bekerja keras setiap hari.
“Setiap hari, orang tua saya selalu menyuruh tanam singkong atau cabe, atau tomat untuk keperluan sehari-hari. Bahkan setiap tahun harus piara ikan mas, tarhilala (Lumayan), bebek dan ayam untuk ambil telurnya, tarhilala . Saya kadang makan telur kurang baik yang digoreng. Karena telur yang bagus itu dijual orang tua agar dapat uang, tarhilala," terangnya.
Poltak bahkan menceritakan bahwa tak ada tanah yang kosong dan semua anak-anak orang tua Poltak tidak memiliki waktu untuk main-main.
“Tak ada ruang kosong yang tidak menghasilkan," sebutnya.
Bupati Poltak Sitorus malah bingung dengan situasi yang terjadi saat ini dimana banyak kebutuhan Kabupaten Toba yang diimpor dari luar seperti cabe rawit, telur, ikan tawar, sayur, ayam dan lain sebagainya, yang menurutnya bisa diperoleh jika kita ikut gerakan Tarhilala .
“Mengapa tidak kita tanam di tanah atau ruangan kita. Sedangkan kotoran ayampun kita impor," sebutnya .
Bupati Poltak Sitorus menyesalkan jika ada orang yang memplesetkan kata Tarhilala atau lumayan ini ke arah negatif.
"Saya tidak mencari keuntungan mumpung jadi bupati. Tak ada uang jagung atau uang dari dinas agar bisa duduk di posisinya. Tak ada uang dari proyek limperpun masuk ke kantong saya. Saya siap masuk penjara jika saya lakukan itu. Jika ada yg mengetahui hal seperti ini. Laporkan ke saya," terangnya.
Ia pun mengulangi mengatakan bahwa dirinya telah mengalami gerakan Tarhilala ini sejak kecil dan berhasil masuk perguruan ITB Bandung.
Usai penjelasan tersebut, banyak awak media sudah mulai memahami seperti apa dan tujuan sebenarnya gerakan Tarhilala ini.
Bupati berharap agar masyarakat melakukan gerakan Tarhilala ini untuk menunjang perekonomian masyarakat Kabupaten Toba. (MC Toba pintor/rik)
Foto : Bupati Toba Poltak Sitorus