Penjahit Disabilitas Toba Perlu Pendampingan Peluang Digital

:


Oleh MC KAB TOBA, Minggu, 5 Desember 2021 | 17:41 WIB - Redaktur: Kusnadi - 585


Toba, InfoPublik - Kelompok wanita penjahit penyandang disabilitas yang sudah memproduksi suvenir berbahan Ulos Batak (kain tenunan suku Batak) meminta kepada Dinas Koperindag Kabupaten Toba agar memfasilitasi penyandang disabilitas supaya bisa mengakses, memanfaatkan peluang digital pengembangan usaha.

"Seperti menghadirkan toko daring yang efisien dan terintegrasi di platform marketplace. Lengkap dengan layanan pesan antarnya, hingga transaksi pembayaran digital yang memudahkan konsumen untuk mengakses produksi dari para penyandang disabilitas Kabupaten Toba ini," sebut Rosita Mariani Hutapea, Sekretaris Yayasan Cahaya Bersama (CBR) di Kabupaten Toba tempat bernaung kaum disabilitas berkarya, Minggu (5/12/2021).

Sebagaimana diketahui hasil kreasi Ulos Batak karya para penyandang disabilitas sudah tampil menawan dalam gelaran peragaan busana baru-baru ini di Toba.

Lewat karya ulosnya para penyandang disabilitas ingin menunjukkan keindahan ulos dari Kabupaten Toba yang mempertontonkan keindahan bahan dari alami.

Keunikan ulos karena dibuat dengan handmade, produksinya benar-benar manual dari bahan-bahan alami. Namun seiring waktu saat ini banyak produk dengan benang sintetis dan mesin para penyandang disabilitas tertantang untuk mengangkat keunikan ulos secara manual.

Harapan para penyandang disabilitas ulos batak menjadi potensi kreatif bagi anak-anak muda bisa memanfaatkan potensi bangsa sendiri, misal pun tidak dapat memproduksi sendiri, setidaknya bangga dengan produk-produk ulos, mengenakannya, dan memakai produk-produk dan bahan-bahan tradisional.

Usaha tanpa kenal lelah dari penyandang disabilitas yang tergabung dalam komunitas Yayasan Cahaya Bersama Rakyat (CBR) telah membuahkan hasil dengan mendesain ulos batak menjadikan busana yang menarik dan tidak kala elegan dan modern.

Sekretaris Yayasan CBR, Rosita Mariani Hutapea mengapresasi kerja keras para penyandang disabilitas Kabupaten Toba ini dalam membangun komunikasi dan kerjasamanya dengan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, Forkopimda hingga sektor swasta.

Hal tersebut, lanjut Rosita, tidak terlepas dari dorongan motivasi yang kuat dan tulus dari Yayasan CBR dalam membantu sesama.

Rosita berharap, hasil busana ulos Batak ini dapat dikelola dengan baik. Mampu memotivasi kegiatan usaha, mengubah pola pikir, meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas untuk memulai dan mengembangkan usahanya sampai benar-benar berhasil menjual dan memasarkan produknya.

Sementara pihaknya bersama kalangan pelaku usaha akan berupaya memfasilitasi pendampingan, memampukan penyandang disabilitas menangkap peluang bisnis dan potensi usaha.

“Pemberdayaan ekonomi di era persaingan terbuka dan pasar bebas ini tentunya tidak berhenti sebatas pelatihan, tapi juga mentoring dan pendampingan intensif dari dinas teknis, dari korporasi peduli hingga usahanya benar-benar bisa bersaing dan berkembang,” katanya.

Ia menambahkan bahwa indikasi kemandirian dan keberlanjutan sangat ditentukan konektifitas yang terbangun baik antara produk ataupun layanan rumah produksi ini dengan pasar, dengan konsumen, termasuk aksesnya pada layanan perbankan digital. (MC Toba bud/rik)

Foto: Pameran pakaian kreasi Ulos produsi aum disabilitas Toba