Jembatan Kayu di Reteh Inhil Prioritas Pembangunan Tahun Depan

:


Oleh MC PROV RIAU, Rabu, 27 Oktober 2021 | 10:32 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Tembilahan, InfoPublik - Jembatan kayu yang terendam air saat pasang naik di Parit 16 Desa Pulau Kecil Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir langsung direspons Pemerintah Kabupaten Inhil.

Melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Inhil, jembatan yang sempat memakan korban mobil L300 yang membawa ratusan ayam terjatuh ke sungai itu akan menjadi prioritas pembangunan pada tahun 2022 mendatang.

Sebab kondisi jembatan Parit 16 Desa Parit Kecil, Kecamatan Reteh, sudah lama dikeluhkan masyarakat setempat. Kondisi jembatan yang memprihatinkan dan jauh dari standar keselamatan telah banyak memakan korban masyarakat yang melintasinya.

Terlebih saat banjir pasang, aktivitas masyarakat terganggu setelah jembatan di Parit 16 Desa Pulau Kecil terendam banjir pasang dalam.

"Insyaallah pada 2022 kita prioritaskan usulan pembangunannya jika didukung oleh anggaran yang memadai, baik untuk perencanaanya maupun untuk pembangunan fisiknya," kata Kepala Dinas PUPR Inhil, Umar, ST, MT, Selasa (26/10/2021).

Umar menjelaskan, jembatan yang sempat ambruk pada maret 2021 tersebut, memiliki bentang jembatan 40,70 M dengan kerusakan bangunan bawah jembatan patah pada tiang jembatan, sehingga jembatan melengkung ke bawah.

Tidak heran, jika saat air pasang naik, jembatan tersebut tergenang air dan menjadi licin saat dilintasi. Sebab lantai jembatan yang terbuat dari kayu itu tertimbun lumpuh bekas air pasang. 

Pihaknya sebelumnya telah melakukan upaya perbaikan dengan membuat jembatan darurat dan dibantu pihak masyarakat setempat. 

Namun jembatan darurat yang dibangun tersebut untuk fungsional terutama bagi pejalan kaki dan kendaraan roda dua, kendaraan roda empat tidak di sarankan melewati jembatan tersebut.

“Masyarakat setempat secara swadaya juga ikut membantu agar tetap bisa di lewati mobil, tentunya yang tidak bermuatan berat,” kata Umar.

Namun bagi kendaraan roda empat yang bermuatan berat harap melansir muatannya sebelum melewati jembatan tersebut. Sebab kondisi jembatan yang kontruksi nya terbuat dari kayu tidak kuat untuk menahan beban yang berat. 

“Bersama masyarakat kita sudah membuat rambu – rambu peringatan berkaitan kondisi jembatan tersebut, agar melewati jembatan dengan berhati–hati demi keselamatan pengendara yang melewati jembatan,” ucap Umar.

Untuk perbaikan jangka pendek, menurutnya lagi, Bupati Inhil Inhil HM Wardan sudah menginstruksi DPUPR Inhil sebagai instasi teknis segera melakukan tindakan perbaikan. 

"Mengingat keterbatasan anggaran yang di miliki saat ini, Bupati menyarankan menyampaikan permohonan agar berkoordinasi dengan pihak Provinsi Riau dalam hal ini Dinas PUPRPKPP Provinsi melalui UPT. WIL. IV, agar bisa membantu penanganan yang sifatnya mendesak untuk fungsional terlebih dahulu," katanya. 

Sementara Anggota Komisi III DPRD Inhil Edy Sindrang mengatakan, kondisi jembatan itu memang sudah lama memprihatinkan.

"Jembatan itu sudah lama rusak. Selama ini APBD kita kecil, sedangkan perbaikan itu butuh anggaran besar," kata Edy.

Edy juga meminta DPRD Riau dan DPR RI agar ikut memperhatikan rakyat di sana. Sebab, anggaran Pemkab Inhil dinilai tak mencukupi untuk membuat jembatan baru di lokasi.

"Jika pembangunan dilakukan bersama-sama. Marilah kita bersama-sama membangun Indragiri Hilir," tegasnya.

Meski demikian, Edy meminta agar Bupati Indragiri Hilir HM Wardan agar memprioritaskan pembangunan jembatan di Reteh itu. Bahkan, di desa lain juga membutuhkan perhatian.

Ada banyak jembatan rusak di daerah tersebut dan tak sesuai standar. "Banyak laporan warga ke saya. Walaupun seperti itu ya pemerintah juga harus punya perhatian. Kalau kita lihat, jembatan itu belum standar," ucapnya.

Edy mengaku sudah mengusulkan pembangunan jembatan sebagai infrastruktur ke Pemkab Inhil. Namun, usulan itu tak bisa terealisasi karena keterbatasan anggaran.

"Sudah kami minta Pemkab prioritaskan ini. Tapi sekarang tidak bisa diperbaiki karena APBD sudah berjalan. Kemarin ada pembahasan APBD Perubahan, tapi tidak bisa kita masukkan karena singkat. Insyaallah diprioritaskan pada 2022," jelas Edy. (Mediacenter Riau/sa/toeb)